Senin 15 Aug 2022 19:07 WIB

Perankan Ismail Marzuki, Lukman Sardi Teringat Masa Kecilnya

Lukman Sardi memerankan Ismail Marzuki di monolog 'Senandung di Ujung Revolusi'.

Aktor Lukman Sardi untuk pertama kalinya memainkan monolog. Ia akan tampil dalam monolog Senandung di Ujung Revolusi yang merupakan bagian dari serial monolog Di Tepi Sejarah.
Foto: Republika/Yasin Habibi
Aktor Lukman Sardi untuk pertama kalinya memainkan monolog. Ia akan tampil dalam monolog Senandung di Ujung Revolusi yang merupakan bagian dari serial monolog Di Tepi Sejarah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menyelami peran komponis Ismail Marzuki dalam monolog "Senandung di Ujung Revolusi" membuat Lukman Sardi mengingat lagi masa kecilnya sebagai putra dari pemain biola legendaris Idris Sardi. Merasakan hidup di dunia pemusik yang memegang teguh idealisme membantunya menyelami karakter Ismail Marzuki.

"Aku tahu bagaimana kehidupan pemusik idealis, bagaimana kegelisahan dia tiap malam, bagaimana dia berproses, itu salah satu yang menguntungkan aku bisa menyelami lebih dalam. Bagaimana Ismail Marzuki punya kegelisahan. Ini jadi seperti refleksi, kayak saya kembali ke masa kecil balik bersama bapak saya," tutur Lukman di konferensi pers serial monolog "Di Tepi Sejarah", Jakarta, Senin (15/8/2022).

Baca Juga

Di sela kesibukannya, Lukman menyempatkan diri di tengah keheningan untuk sekadar membaca ulang naskah monolog atau memegang biola yang kembali ia mainkan berkat pementasan ini. Tokoh Ismail Marzuki, yang namanya dijadikan pusat kesenian di Jakarta, cukup familier untuk Lukman Sardi.

Kakeknya adalah pemusik yang bersahabat dengan Ismail Marzuki. Bahkan, sebelum pertunjukan, ibunya mengunggah foto lama di mana sang ayah dan kakak tertua sedang bertandang ke rumah Eulis di Bandung, istri Ismail Marzuki.

Pentas ini merupakan monolog perdana untuk Lukman Sardi meski dia sudah beberapa kali bermain teater. Membintangi monolog Ismail Marzuki membuat Lukman Sardi tersentil karena merasa semakin tidak tahu apa-apa dengan sejarah Indonesia.

Sentilan itu mendorongnya untuk terus belajar dan menyampaikan informasi ini kepada buah hati agar tetap memahami akar sejarah dan bangsa mereka. Melalui judul "Senandung di Ujung Revolusi", ada pernyataan yang terang diungkapkan bahwa revolusi kemerdekaan tidak melulu berkisah tentang bunyi bedil atau urat leher diplomasi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement