Kamis 03 Jan 2019 04:13 WIB

Ferkedel! Sofir Ahtret Telefon Fabrik Kofi dan Kamfer

Sejumlah kata dalam Bahasa Indonesia diserap dari sari pati bahasa asing.

Kamus Bahasa Belanda-Indonesia. Sejumlah kata bahasa Indonesia diserap dari bahasa Belanda
Foto:
Sejumlah kata bahasa Indonesia diserap dari bahasa Belanda, seperti kopi dari kata koffie.

Bahasa Indonesia tidak mengenal perubahan bunyi untuk huruf-huruf yang dipakai. Berarti kita tidak bisa membaca ya. Mosok tertulis pomade dibaca pomeid, tertulis bus dibaca bis? Bahasa Belanda membaca c dengan sye, bahasa Indonesia membacanya ce. Namun di masyarakat masih ada yang mengucapkannya sye, mengikuti cara belanda. AC diucapkan asye, WC diucapkan wesye. CO2 diucapkan SyeOdua. Maka, lidah Syahrini memilih mengucapkan 'syantik' untuk cantik.

Selesai mengikuti kroeg pada 1989 itu, salah satu senior yang membawa kami menelepon ke rumah ketua panitia. Ia mengabarkan hasil dari lelang nama di Jakarta. Telepon juga merupakan hasil ucapan dari lidah Indonesia untuk kata Belanda telefoon.

Kata telepon sudah ada jauh sebelum hukum penyerapan kata-kata asing dalam bahasa Indonesia diterapkan. Di Hikayat Kerajaan Sikka yang ditulis pada 1925-1953, ada kata telpon seperti halnya yang biasa diucapkan orang Jawa.

Di majalah Kajawen terbitan Bale Pustaka 3 Februari 1932, kata telepon sudah digunakan, kendati di majalah yang sama terbitan 13 November 1937 ditemukan pula kata telpon. Untuk telefon, digunakan koran Majlis yang terbit di Kualalumpur pada 1 Desember 1935, ketika koran ini juga menggunakan kata fikir, bukan pikir. Malaysia merupakan jajahan Inggris.

Orang Sunda susah mengucap f. Sundanese English Dictionary terbitan Pustaka Jaya pun memilih mencatat telepon. Maka, saya menjadi heran ketika ada koran di wilayah Sunda mengubah telepon menjadi telefon –tetapi tidak mengubah kopi menjadi kofi, tidak mengubah kamper menjadi kamfer, tidak mengubah pabrik menjadi fabrik, tidak mengubah pakansi menjadi vakansi, tidak mengubah perkedel menjadi ferkedel, tidak mengubah sopir menjadi sofir --demi mematuhi hukum penyerapan kata-kata asing berdasarkan ejaan. 

Kamfer adalah bahasa Belanda untuk kapur barus atau kamper. Kapur barus dan kamper dicatat di KBBI. Kapur diambil dari bahasa Arab; kafur. Barus adalah daerah di Sumatra Utara yang banyak menghasilkan kapur. Pabrik berasal dari fabriek. Pakansi berasal dari vakantie. Perkedel berasal dari frikadel.

Ketika orang memilih telefon sebagai bentuk baku, telefon dipahami sebagai kata yang diserap dari kata Inggris telephone, seperti halnya megafon dari megaphone. Di perpustakaan daring koran berbahasa Belanda periode 1930-1960, saya mendapatkan dalam naskah berbahasa Melayu ada 165 kata telpon, 10 kata telpun, 88 kata tilpun. Ada pula 481 kata telepon yang jumlahnya lebih sedikit dari tilpon yang mencapai 651, tetapi telepon kemudian dianggap sebagai bentuk baku di KBBI.

Ada 23.757 kata telefon, tetapi ada di naskah berbahasa Belanda. Di naskah Belanda, alat komunikasi jarak jauh itu sering ditulis dalam dua bentuk: telefon dan telefoon.

Di Baoesastra Djawa karya Poerwadarminta sejak 1930, kita dapati tlepun dan telpun. Namun dua kata itu diberi keterangan sebagai versi bahasa percakapan dari telepon sebagai bentuk bakunya.

Kasus berbeda ada pada gramofon. Gramofon juga diambil dari bahasa Belanda, gramofoon, dan dicatat KBBI sebagai gramofon, bukan gramopon. Di perpustakaan daring koran berbahasa Belanda itu pemakaian gramopon dalam naskah Melayu ternyata tidak populer. Saya hanya menemukan lima gramopon di naskah Melayu koran berbahasa belanda itu dan menemukan 292 kata gramofon di naskah bahasa Melayu.

Untuk koran, ucapan lidah Indonesia jauh berbeda dengan ejaan asli dalam bahasa Belandanya, krant. Di kamus ada kata courant, tetapi dirujuk ke krant untuk makna koran. "Di Belanda, courant dipakai untuk koran dan Alquran," ujar Nurul Primayanti, guru bahasa Belanda di Euro Management.

Ahad dinihari 1989 itu, kami meninggalkan Jakarta. Subuh tiba di Restoran Rindu Alam di Puncak. Senior yang menjadi sopir kami membelokkan mobil ke pelataran restoran itu. Kami Shalat Subuh di sini, lalu memesan kopi dan menyedot rokok sigaret. Banyak orang menyebut rokok sigaret atau sigaret kretek.

Kopi juga merupakan hasil dari ucapan lidah Indonesia untuk koffie. Naskah-naskah klasik dari abad ke-17 seperti Cerita Kutai (1625), Kisah Pelayaran Abdullah ke Kelantan (1838), Pelayaran Abdullah ke Mekah (1854), Hikayat Siak (1855), Peringatan Pelayaran ke Riau (1868) lebih mengenal kata kahwa daripada kopi, kendati bibit kopi telah dibawa Belanda ke Batavia pada 1696. Kahwa diambil dari bahasa Arab.

Sedangkan sigaret merupakan ucapan sesuai dengan ejaan aslinya, sigaret, yang artinya rokok. Kami baru bisa melanjutkan perjalanan ke Bandung, setelah "sopir" kami selesai merokok. Kita menyerap sopir juga dari bahasa Belanda, chauffeur, yang diucapkan syofier oleh orang Belanda. Belanda menyerap persis sesuai ejaannya dari Prancis. Orang Prancis mengucapnya sebagai sufer.

Pukul 09.00 persis, kami tiba di Gasibu, Bandung. Persis juga diambil dari bahasa Belanda, precies. Lidah Jawa ada yang menyebut persis, ada yang menyebut presis. Namun, KBBI tidak berani menyerap persis sebagai kata baku, seperti halnya sopir, kopi, kamper, perkedel, dan telepon. Di KBBI, ada tanda "cak" di kata persis, yang artinya sebagai bahasa percakapan.

Demikianlah, mempercakapkan Indra Abidin, pemilik Fortune Indonesia yang pernah menjadi World President International Advertising Association (IAA) periode 2008-2010, berujung pada mempercakapkan bahasa. Pada Sabtu, 3 November 2018, Indra Abidin tutup usia. Jenazahnya dimakamkan di peristirahatan terakhir, TPU Karet Bivak.

Bivak berasal dari bahasa Prancis, bivouac, yang diserap Inggris sesuai ejaan aslinya dan diserap Belanda menjadi bivak. KBBI mencatat bivak sebagai "pondok (tempat bermalam) sementara di tengah hutan dan sebagainya (bagi tentara dan sebagainya)".

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement