Ahad 27 Jan 2019 20:11 WIB

Seteru Seru Jenderal Soedirman vs Jenderal Spoor

Meski belum bertemu langsung, Spoor sangat jengkel dengan Soedirman.

Panglima Soedirman, dan para prajurit di Sobo, Jawa Tengah, sebelum kembali ke Yogyakarta.
Foto:
Suasana tempat pemakaman umum (TPU) Menteng Pulo, Jakarta Selatan, Rabu (18/3). (foto : MgROL_34)

Pada 23 Mei 1949, Spoor muncul di kamar kerja rumah dinasnya seperti biasa menjelang siang. Saat ia duduk di belakang meja dan sedang bercakap-cakap dengan sekretarisnya, tetiba ia jatuh,

"Panggil dokter …. Panggil dokter!" kata sekretarisnya.

Dokter yang merawat Spoor mengatakan, panglima tentara itu terkena serangan jantung. Kondisinya kritis, tetapi stabil. Ia dirawat di rumah. Kesehatan Spoor terus memburuk. Ia disebut, "Menanggung nyeri yang amat sangat akibat keram jantung." Para dokter menyebut, "Spoor terlalu keras bekerja seperti hewan, habis tenaganya. Panglima Tentara tak akan pulih seperti sediakala.

Di Belanda, hampir bersamaan dengan serangan jantung Spoor, Pemerintah Belanda sudah ingin menaikkan pangkat Spoor ke jenderal penuh. Spoor pun sudah meminta izin untuk liburan cukup lama karena ia merasa amat lelah dalam peperangan dua tahun terakhir. Kenaikan pangkat akhirnya diumumkan saat Spoor sekarat di atas ranjang. Ia tetap berterima kasih kepada Pemerintah Belanda.

Rabu, 25 Mei, pukul 10.00, Spoor meninggal dunia. "Baru saja ajalnya tiba," telegram yang dikirim ke pemerintah di Belanda. Beberapa kelompok di Belanda masih ada yang menuding bahwa sang jenderal diracun oleh Indonesia. Namun, tudingan itu dimentahkan oleh munculnya dokumentasi catatan dokter yang merawat Spoor sejak hari pertama yang memang menegaskan Spoor terkena serangan jantung.

Spoor dimakamkan di Menteng Pulo, Batavia, pada Sabtu, 28 Mei 1949. Agak ironis, karena pada 1947, Spoorlah yang meresmikan pemakaman Menteng Pulo tersebut. Ratusan orang mengantar peti mati Spoor ke liang lahat dengan sebuah panser menyeret kereta peti mati. Saat hendak diturunkan ke liang lahat, ada khotbah dari Pendeta FM Kooyman dan pernyataan dari Gubernur Daerah Federal Batavia Hilman Djajadiningrat. Saat peti mati diturunkan, sembilan pesawat pengebom dan lima pesawat pemburu melakukan flypass di langit di atas Menteng Pulo sebagai penghormatan. Berakhirlah hidup Spoor di tanah Batavia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement