Sabtu 11 Nov 2017 05:11 WIB
Hari Pahlawan

Misteri Tewasnya Brigjen Mallaby di Tangan Arek Surabaya

Sejumlah pemeran mementaskan drama kolosal Surabaya Membara di Jalan Tugu Pahlawan, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (9/11). Drama yang menceritakan perjuangan arek-arek Suroboyo mempertahankan kemerdekaan RI tersebut dalam rangka memperingati Hari Pahlawan
Foto: Yasin Habibi/ Republika
Sejumlah pemeran mementaskan drama kolosal Surabaya Membara di Jalan Tugu Pahlawan, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (9/11). Drama yang menceritakan perjuangan arek-arek Suroboyo mempertahankan kemerdekaan RI tersebut dalam rangka memperingati Hari Pahlawan

Menurut Pendiri Komunitas Roodebrug Soerabaia Ady Setyawa, pihak Indonesia dan Inggris sama-sama hendak masuk ke dalam Gedung Internasio untuk memberitahu hasil kesepakatan itu. Tapi, Mallaby ditahan tak boleh masuk oleh rakyat Surabaya dan menugaskan kapten-kaptennya untuk masuk bersama dengan pimpinan TKR Jenderal Mayor Muhammad Mangundiprojo.

"Tapi ternyata pihak Inggris membuka tembakan. Dari Gedung Internasio mereka menembak ke arah kerumunan massa. Karena tak siap, korban langsung bergelimpangan di jembatan merah," kata Ady kepada Republika di sela-sela persiapannya menjelang kegiatan Parade Juang Surabaya di Museum Kesehatan, Surabaya, Jumat (3/11).

Di memoar milik Ruslan Abdulgani, kata dia, disebutkan hal itu. Bahkan, ada korban yang jatuh mengarah ke Ruslan. Pundaknya kala itu penuh dengan darah dan otak manusia.

"Kita juga membuka tembakan. Kesaksian dari kedua belah pihak itu menuliskan, ada pemuda di bawah usia 20 tahun melepaskan beberapa tembakan dari jarak dekat ke arah Mallaby yang berada di dalam mobil," kata Ady.

Namun, belum jelas apakah tembakan anak itu membunuh langsung Mallaby atau tidak. Tapi, menurut Ady dan juga Aminuddin, yang jelas Mallaby tewas karena ledakan yang kemudian membakar mobil yang ditumpanginya.

Baik Aminuddin maupun Ady mengatakan, lokasi terbakarnya mobil Mallaby berada di dekat Jembatan Merah yang tak jauh dari Gedung Internasio. Menurut Ady, lokasi terbakarnya itu berada di dekat pos polisi yang ada di dekat Jembatan Merah saat ini.

Titik terbakarnya mobil Mallaby memang tak begitu jelas jika kita melihat langsung ke lokasi itu saat ini. Pantauan Republika di sana, tak ada penanda yang jelas di mana letaknya itu.

Untuk kondisi saat ini, Jembatan Merah yang menghubungkan Jalan Rajawali dengan Jalan Kembang Jepun itu kerap digunakan sebagai pangkalan becak. Saat Republika ke sana, baik siang dan malam, ada saja beberapa becak yang sedang menunggu penumpang di sana.

Mereka baru pergi saat mobil Satpol PP menghampiri. Meski begitu, jembatan berwarna merah itu terlihat lebih bersih dibandingkan dengan gedung-gedung tua di sekelilingnya.

Jembatan Merah jauh lebih bersih dari Gedung Internasio yang hanya dipisahkan Taman Jayengrono itu. Gedung itu kini terlihat kotor dan berdebu. Bagian sisi-sisi luar gedung itu dijadikan angkutan umum untuk beristirahat dan menunggu penumpang.

Cat dasar berwarna putih dengan list merah, gedung ini terlihat cukup mencolok jika dibandingkan gedung di sekitarnya. Ketika Republika mampir untuk melihat-lihat, tak terlihat ada kegiatan yang dilakukan di dalam gedung itu.

Di dekat plakat berisi sejarah gedung itu yang terletak di bagian muka gedung terdapat coretan dinding. Tiap pintu masuknya ditutup dengan tralis. Di sisi luarnya juga terdapat beberapa pedagang. Situasi itu membuat seakan-akan gedung itu tak diurus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement