Ahad 21 Aug 2016 13:08 WIB

Proklamasi, Ketegasan Sukarno, dan Kedisiplinan Bung Hatta

 Presiden Soekarno saat pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan RI, 17 Agustus 1945 di Pegangsaan Timur 56 Jakarta Pusat.
Foto: Antara/IPPHOS
Presiden Soekarno saat pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan RI, 17 Agustus 1945 di Pegangsaan Timur 56 Jakarta Pusat.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Alwi Shahab

Mendatangi Gedung Proklamasi di Jl Proklamasi (dulu Jl Pegangsaan Timur) 56, Jakarta Pusat, terdapat sebuah monumen setinggi delapan meter. Di atasnya terdapat sebuah patung berbentuk halilintar milip logo Perusahaan Listrik Negara (PLN). Pada logo ini tertulis kata-kata: ”Di sinilah tempat Bung Karno memproklamirkan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.” Sekitar 10 meter berdiri patung kedua proklamator: Bung Karno tengah membaca teks proklamasi, sementara Bung Hatta berdiri agak ke belakang mendampingi.

Setelah menandatangani teks proklamasi di kediaman Laksamana Maeda pada 17 Agustus 1945 pukul 04.00 pagi, Bung Karno kembali ke kediamannya di Jl Pegangsaan Timur 56 dan cepat-cepat menyantap hidangan sahur. Bung Karno sudah dua hari tidak tidur karena sehari sebelumnya sehabis sahur ia dan istrinya, Ibu Fatmawati, dan Guntur yang masih menyusui, bersama Bung Hatta diculik para pemuda ke Rengasdenglok, dekat Karawang.

Mereka diangkut dengan sebuah mobil Fiat buatan Italia yang kala itu mendominasi angkutan di Jakarta. Mobil produksi Jepang belum ada satu pun yang nongol di sini. Saat mendekati tujuan, mereka berganti kendaraan dengan truk.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement