Jumat 23 Sep 2016 07:00 WIB

Perang Salib Ulama Betawi Melawan Belanda-Portugis

Perang salib (ilustrasi)
Foto: wordpress
Perang salib (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,Oleh: Alwi Shahab

Thomas Stamford Raffles yang berkuasa pada masa pemerintahan Inggris di Indonesia (1811-1816) pernah memuji kegigihan dakwah para ulama Betawi. Raffles selama lima tahun di Nusantara lebih banyak tinggal di Batavia, ibu kota Hindia Belanda. Dia tinggal di Rijswijk (kini Jl Segara), di gedung yang sekarang menjadi Bina Graha (sebelah Istana Negara).

Dulu, gedung ini pernah dinamai Raffles House. Dalam salah satu pidatonya pada peringatan ulang tahun Bataviasch Genootschap --lembaga kesenian yang para anggotanya beragama Kristen-- Raffles meminta mereka belajar pada keberhasilan para ulama dalam menyebarkan Islam.

Terutama cara-cara pendekatan mereka dalam mengajarkan Alquran yang kala itu menjadi bacaan dan pelajaran di kampung-kampung Betawi. Tampaknya, seperti juga Portugis dan Belanda, penguasa Inggris ini khawatir terhadap perkembangan Islam, hingga ia meminta organisasi Nasrani ini mencari jalan keluar mengimbangi dakwah para mubaligh.

"Jika kesuksesan para mubaligh itu dibiarkan, mungkin dapat menimbulkan hal-hal yang berbahaya bagi kelangsungan penjajahan," kata Letnan Jenderal Gubernur Inggris itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement