Gerakan ini juga memberikan beasiswa kepada murid-murid berbakat. Tidak mengherankan jika banyak tokoh masyarakat ketika itu bersimpati pada gerakan ini.
Satu dari sekian doktrin yang dengan kuat diajarkan dalam persaudaraan Freemason adalah sikap mereka pada agama. Mereka menganggap semua agama sama.
Ini sama persis dengan apa yang marak kita temui hari-hari ini dengan nama lain: pluralisme. "Dan memang sesungguhnya pluralisme pun adalah ajaran dari pemikiran orang-orang Yahudi," tulis Herry Nurdi dalam buku Jejak Freemason & Zionis di Indonesia.
Menurut para orang tua, masyarakat sendiri banyak tertipu menyangka warga Yahudi adalah keturunan Arab karena menggunakan bahasa ini dengan fasih.
Advertisement