Senin 28 Aug 2017 21:20 WIB

Candra Sayangkan Tradisi Bulu Tangkis di SEA Games Terhenti

Rep: Fitriyanto/ Red: Ratna Puspita
Candra Wijaya
Foto: REPUBLIKA PHOTO
Candra Wijaya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Legenda bulu tangkis Indonesia Candra Wijaya menyayangkan dengan hasil yang diraih tim bulutangkis Indonesia pada SEA Games 2017, di Kuala Lumpur, Malaysia. Untuk pertama kalinya dalam 40 tahun, tim bulu tangkis Indonesia gagal menjadi juara umum pada pesta olahraga antarnegara Asia Tenggara tersebut. 

“Saya menyayangkan dengan kegagalan tim bulutangkis, padahal tim yang dikirim katanya merupakan tim terbaik yang ada,” ujar Candra ketika dihubungi Republika, Senin (28/8) malam. 

Peraih medali emas Olimpiade 2000 bersama Tony Gunawan ini pun mendesak PP PBSI untuk segera melakukan evaluasi menyeluruh atas hasil yang kurang memuaskan ini. “Mengapa kita gagal mencapai target, serta gagal menjadi juara umum di cabang bulutangkis,” kata dia. 

Target tiga medali emas yang dicanangkan Pengurus Pusat  Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) dipastikan gagal terwujud. Setelah hanya merebut satu medali emas melalui nomor beregu putra, Indonesia hanya meloloskan satu nomor perorangan ke partai puncak yakni melalui Jonathan Christie. 

Jika Jonathan mampu merebut emas maksimal emas yang diraih hanyab dua emas, itu artinya PBSI gagal memenuhi target. Sebenarnya Indonesia berharap di dua nomor, ganda campuran dan ganda putra untuk dapat menyumbang medali emas. Namun, kedua nomor ini gagal meloloskan wakilnya ke partai puncak. 

Menilik penampilan selama SEA Games 2017, menurut Candra, kesiapan pemain masih sangat kurang. “Apalagi mereka membawa beban untuk meningkatkan reputasi bulutangkis Indonesia, terlihat mereka kurang siap. Kalau saya lihat, permainan mereka diakhir-akhir pertandingan jauh menurun,” kata dia. 

Candra menambahkan ke depan, PP PBSI harus jelas dalam melakukan seleksi dan pemilihan atlet sebelum diberangkatkan ke ajang multievent seperti SEA Games. “Kemarin sebelum berangkat ke SEA Games 2017 sempat saya dengar akan ada seleksi. Namun, kenyataannya sampai terpilih tim inti, kita tidak tahu kelanjutannya. Padahal, ada pemain lainnya mungkin yang lebih bagus lagi,” kata dia. 

Tidak hanya pemilihan atlet SEA Games 2017, Chandra yang memiliki sekolah Bulutangkis di kawasan BSD Serpong ini juga meminta pengurus untuk lebih jujur dalam perekrutan atlet maupun pelatih untuk Pelatnas Cipayung. “PBSI itu milik semua, bukan hanya milik klub tertentu saja. Jadi, dalam memilih pelatih dan atlet haruslah yang terbaik,” kata Candra.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement