Senin 28 Aug 2017 18:23 WIB

Timnas Harus Pulang Bawa Perunggu

Rep: Bambang Noroyono / Red: Ratna Puspita
Pemain Timnas Indonesia U-22 tertunduk seusai bertanding melawan Timnas Malaysia U-22 dalam babak semi final SEA Games XXIX Kuala Lumpur di Stadion Majlis Perbandaran Selayang, Malaysia, Sabtu (26/8). Indonesia gagal ke final setelah kalah 0-1 dari Malaysia.
Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro
Pemain Timnas Indonesia U-22 tertunduk seusai bertanding melawan Timnas Malaysia U-22 dalam babak semi final SEA Games XXIX Kuala Lumpur di Stadion Majlis Perbandaran Selayang, Malaysia, Sabtu (26/8). Indonesia gagal ke final setelah kalah 0-1 dari Malaysia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kegagalan ke babak final SEA Games 2017 tak lantas membuat PSSI kehilangan harapan timnas Garuda Indonesia U-22 bakal pulang tanpa prestasi. Para penggawa Merah Putih harus tetap merebut medali perunggu agar tak pulang dengan tangan hampa. 

Untuk meraih posisi ketiga, timnas harus menundukkan kesebelasan Myanmar. Indonesia akan melakoni laga terakhir di SEA Games tahun ini dengan melawan Myanmar di Stadion Majlis Perbandaran Selayang, Selangor, Malaysia, pada Selasa (29/8).

Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI) Letnan Jenderal (Letjen) Edy Rahmayadi meminta, agar, skuat Garuda tetap berjuang keras menambal kegagalan dari babak semifinal. Kesempatan skuat pelatih Luis Milla Aspas untuk bisa memberikan yang terbaik baik bagi Indonesia di ajang SEA Games tahun ini masih ada.

“Saya harapkan anak-anak (pemain) tak parah semangat dan terus berjuang. Berikan permainan yang sebaik-baiknya bagi Indonesia. Kemenangan dari Myanmar besok tetap harus diraih,” kata Edy, saat dihubungi, pada Senin (28/8).

Asisten pelatih timnas Garuda, Bima Sakti Tukiman, menyampaikan kepada wartawan di Jakarta, pelatih Milla sudah menyiapkan pemain terbaiknya. Dia mengatakan, para pemain pun, sudah reda dari kecewa dan siap habis-habisan demi prestasi yang tersisa. 

“Semua pemain dan pelatih sekarang ini, tetap punya satu tujuan meraih medali perunggu. Kondisi tim, pun dalam performa yang sangat baik,” kata Bima, dari Selangor, Senin (28/8). 

Pemain bertahan Gavin Kwan Adsit juga mengabarkan kesiapan timnas. “Kami memang sedih tidak bisa meraih medali emas. Tetapi, kami semua tetap ingin memberikan medali untuk Indonesia,” kata dia. 

Bagi Indonesia, perjumpaan dengan Myanmar bukan sekali ini. Pada Maret 2017, kedua kesebelasan pernah melakoni uji coba di Stadion Pakansari, Bogor. Pertandingan ketika itu menjadi laga perdana skuat pelatih Luis Milla sejak menukangi Hansamu Yama Pranata dan kawan-kawan, Februari lalu.

Laga perdana bagi Luis Milla berakhir kekalahan 1-3 bagi Indonesia. Namun, kekalahan tersebut boleh dianggap wajar. Sebab, sepanjang laga tersebut, Milla memainkan skuat U-22 yang baru dia bentuk. Sedangkan pelatih Gerd Zeise membawa 10 pemain senior untuk turun bertanding. 

Zieise pun mengakui pertandingan itu tidak bisa jadi acuan. Dia mengatakan Indonesia diperkuat banyak pemain baru. Dia mengatakan, melawan Indonesia, para penggawa Myanmar meyakini akan mendapat kerepotan sendiri.

“Permainan Indonesia, sangat terorganisir dan bagus. Tetapi, kami juga ingin pulang dengan medali perunggu,” kata Zeise, saat konferensi pers pralaga di Selangor, Senin (28/8). 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement