Kamis 16 May 2024 20:10 WIB

Insiden Kebakaran Mesin Garuda, Ketum Persis Berharap Maskapai Lebih Jeli

Kemenag RI kembali menggandeng maskapai Garuda Indonesia dan Saudi Airlines.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
Pesawat Haji Garuda (ilustrasi)
Foto: Antara/Iggoy el Fitra
Pesawat Haji Garuda (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PP Persis), Ustadz Jeje Zaenudin berharap, maskapai Garuda Indonesia maupun maskapai lainnya lebih jeli lagi dalam memperhatikan keamanan pesawat yang akan mengangkut calon jamaah haji (Calhaj) Indonesia ke Tanah Suci. Hal ini menyusul insiden kebakaran mesin pesawat Garuda Indonesia yang mengangkut 450 calhaj asal Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel) pada Rabu (15/5/2024) kemarin. 

"Harapan ke depannya tentu semoga lebih teliti lebih hati hati-hati dan lebih jeli lagi bagi para penanggung jawab keselamatan dan kemanaan penerbangan yang ada di maskapai Garuda dan maskapai lainnya yang dijadikan partner penyelenggaraan ibadah haji," ujar Ustadz Jeje saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (16/5/2024). 

Baca Juga

Dalam penyelenggaraan ibadah haji tahun ini, Kemenag RI kembali menggandeng maskapai Garuda Indonesia dan Saudi Airlines. Menurut dia, kedua maskapai besar ini harus memperhatikan betul keselamatan calon jamaah haji Indonesia. 

"Karena ini menyangkut ratusan ribu jamaah haji Indonesia dan dalam satu penerbangan itu lebih dari 400-450 jamaah," ucap dia. 

Dia mengatakan, insiden pesawat Garuda yang mesinnya terbakar itu memang berada di luar kewenangan Kemenag. Kendati demikian, kata dia, Kemenag yang mengelola dan bertanggung jawab dalam penyelenggaraan ibadah haji sudah memiliki MoU dengan maskapai Garuda Indonesia. 

Menurut dia, pelaksanaan ibadah haji merupakan hajat nasional, sehingga yang bertanggung jawab adalah negara langsung. Namun, dia menilai insiden tersebut masih dalam batas kewajaran. 

"Kasus insiden seperti itu saya kira itu adalah masih dalam batas-batas kewajaran dalam sebuah hajatan yang begitu besar mengangkut jamaah haji," kata Ustadz Jeje. 

Dia menambahkan, upaya yang dilakukan oleh Garuda pun tentu sudah sangat maksimal. Dia juga yakin standar keamanan keselamatan bagi penerbangan sekelas Garuda sudah memenuhi standar internasinasional. 

"Maka apabila terjadi insiden, Itu tentu sudah diantisipasi sebelumnya, sehingga kita bersyukur insiden tersebut tidak menimbulkan kerugian jiwa, tidak menimbulkan kecelakaan yang merenggut jiwa. Itu suatu karunia dari Allah yang patut kita syukuri," jelas Ustadz Jeje. 

 

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement