REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rezeki datang dari Allah SWT. Akan tetapi sebagai umat Muslim harus tetap berusaha mencari rezeki tersebut dengan cara-cara yang halal. 

Allah berfirman dalam Surat Ar-Ra’d ayat 26 tentang rezeki yang diberikan kepada setiap umat Muslim, berikut bunyinya:

ٱللَّهُ يَبْسُطُ ٱلرِّزْقَ لِمَن يَشَآءُ وَيَقْدِرُ ۚ وَفَرِحُوا۟ بِٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا وَمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَا فِى ٱلْءَاخِرَةِ إِلَّا مَتَٰعٌ

Allah membentangkan rezeki dan menakarnya bagi siapa yang Dia kehendaki. Mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, padahal kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit). (QS. Ar-Ra’d: 26). 

Allah melapangkan dan memudahkan rezeki bagi sebagian hamba yang dikehendaki-Nya, sehingga mereka memperoleh rezeki yang lebih dari keperluan sehari-hari. 

Dalam Surat Ar-Ra’d ayat 26 dijelaskan bahwa Allah memberikan rezeki dengan dua cara. 

Pertama, orang yang mendapatkan rezeki secara berlimpah

Allah memberikan rezeki berlimpah kepada umat Muslim yang senantiasa rajin dalam mencari harta, melakukan usaha dengan cara yang benar sesuai syariat Islam, mengelola keuangan dengan baik, dan menggunakan harta bendanya sesuai kebutuhannya tanpa disalahgunakan. 

Kedua, orang yang mendapatkan rezeki dengan secukupnya atau sesuai takarannya

Allah menetapkan batas rezeki bagi sebagian hamba-Nya, memastikan bahwa apa yang mereka peroleh tidak melampaui kebutuhan sehari-hari. Rezeki bagi beberapa hamba Allah diatur sedemikian rupa sehingga tidak melebihi kebutuhan harian yang mereka butuhkan.

Bagi sebagian hamba-Nya, Allah menegaskan takdir rezeki mereka agar tidak melampaui keperluan sehari-hari yang mereka miliki. 

Lihat halaman berikutnya >>>

Ikuti Whatsapp Channel Republika