Rabu 01 May 2024 09:50 WIB

Netanyahu Akhirnya Putuskan untuk Serang Rafah  

Rafah perlindungan ratusan ribu warga Palestina

Rep: Mabruroh / Red: Nashih Nashrullah
Militer Israel berada di perbatasan Gaza dan Rafah (ilustrasi). Rafah perlindungan ratusan ribu warga Palestina
Foto: EPA-EFE/ATEF SAFADI
Militer Israel berada di perbatasan Gaza dan Rafah (ilustrasi). Rafah perlindungan ratusan ribu warga Palestina

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV — Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji pada Selasa (30/4/2023), untuk meluncurkan serangan ke kota Rafah di Gaza selatan. Rafah menjadi tempat perlindungan bagi ratusan ribu orang Palestina dari perang selama hampir 7 bulan

Komentar Netanyahu datang beberapa jam sebelum Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken, tiba di Israel untuk memajukan pembicaraan gencatan senjata, yang tampaknya merupakan salah satu putaran negosiasi paling serius antara Israel dan Hamas sejak perang dimulai. 

Baca Juga

Kesepakatan itu dimaksudkan untuk membebaskan para sandera, membawa sedikit kelegaan bagi penduduk dan mencegah serangan Israel ke Rafah dan potensi bahaya bagi warga sipil di sana. 

Berbicara kepada sekelompok keluarga yang berduka dan satu organisasi yang mewakili keluarga sandera yang ditahan oleh militan, Netanyahu mengatakan Israel akan memasuki Rafah untuk menghancurkan batalyon Hamas di sana terlepas dari apakah kesepakatan gencatan senjata untuk sandera tercapai atau tidak

"Gagasan bahwa kita akan menghentikan perang sebelum mencapai semua tujuannya tidak mungkin," kata Netanyahu, menurut pernyataan dari kantornya. 

"Kami akan memasuki Rafah dan kami akan melenyapkan batalyon Hamas di sana dengan atau tanpa kesepakatan, untuk mencapai kemenangan total,” ujar Netanyahu dilansir dari Arab News pada Rabu (1/5/2024). 

Netanyahu telah menghadapi tekanan dari mitra pemerintahan nasionalisnya untuk tidak melanjutkan kesepakatan yang mungkin mencegah Israel menyerang Rafah, yang dikatakannya adalah benteng besar terakhir Hamas. 

Pemerintahnya bisa terancam jika dia menyetujui kesepakatan karena anggota Kabinet garis keras telah menuntut serangan terhadap Rafah.

Tetapi dengan lebih dari setengah dari 2,3 juta orang Gaza berlindung di sana, komunitas internasional, termasuk sekutu utama Israel Amerika Serikat, telah memperingatkan Israel terhadap serangan apa pun yang membahayakan warga sipil.

Tidak jelas apakah komentar Netanyahu dimaksudkan untuk menenangkan mitra pemerintahannya atau apakah mereka akan memiliki pengaruh pada kesepakatan yang muncul dengan Hamas.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement