Senin 22 Apr 2024 20:57 WIB

4 Pertanyaan yang Sulit Dijawab Umat Manusia Kelak di Hari Perhitungan

Setiap manusia akan mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Ilustrasi peradilan manusia di akhirat. Setiap manusia akan mempertanggungjawabkan perbuatannya
Foto: EPA
Ilustrasi peradilan manusia di akhirat. Setiap manusia akan mempertanggungjawabkan perbuatannya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Terdapat empat pertanyaan yang sulit dijawab oleh manusia pada hari perhitungan. Apa sajakah empat pertanyaan tersebut. Empat pertanyaan itu, sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut ini:

  لَا تَزُوْلُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ أَرْبَعٍ عَنْ عُمُرِهِ فِيْمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ جَسَدِهِ فِيْمَا أَبْلَاهُ 

Baca Juga

وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيْمَا أَنْفَقَهُ وَ عَنْ عِلْمِهِ مَاذَا عَمِلَ فِيْهِ 

"Pada hari kiamat kelak, kedua kaki seorang hamba tidak akan beranjak dari tempat hisabnya hingga ia ditanya empat perkara, tentang umur untuk apa di habiskan, masa muda untuk apa digunakan, harta dari mana dan untuk apa di manfaatkan, dan ilmu untuk apa diamalkan." (HR Abu Daud).

Yakni pertama, akan ditanya tentang umur yang diberikan. Umur atau usia setiap orang berbeda satu sama lain. Ada yang dikaruniai umur panjang sampai tua (pikun) dan ada pula yang pendek: 

وَمِنْكُمْ مَنْ يُتَوَفَّىٰ وَمِنْكُمْ مَنْ يُرَدُّ إِلَىٰ أَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْلَا يَعْلَمَ مِنْ بَعْدِ عِلْمٍ شَيْئًا ۚ 

"Dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya." (QS al-Hajj [22]: 5), bahkan ada yang ingin hidup seribu tahun sebagaimana terabaikan dalam Alquran al-Baqarah [2]: ayat 96:

وَلَتَجِدَنَّهُمْ أَحْرَصَ النَّاسِ عَلَىٰ حَيَاةٍ وَمِنَ الَّذِينَ أَشْرَكُوا ۚ يَوَدُّ أَحَدُهُمْ لَوْ يُعَمَّرُ أَلْفَ سَنَةٍ وَمَا هُوَ بِمُزَحْزِحِهِ مِنَ الْعَذَابِ أَنْ يُعَمَّرَ ۗ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِمَا يَعْمَلُونَ

“Dan sungguh kamu akan mendapati mereka, manusia yang paling loba kepada kehidupan (di dunia), bahkan (lebih loba lagi) dari orang-orang musyrik. Masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkannya daripada siksa. Allah Mahamengetahui apa yang mereka kerjakan.”

Namun, orang paling baik ada lah yang panjang umur dan baik amalnya. Dan, orang paling buruk yang panjang umur tapi buruk amalnya (HR Ahmad).

Kedua, akan ditanya masa muda dihabiskan untuk ketaatan atau kemaksiatan. Keberhasilan seseorang dapat dilihat dari apa yang dilakukannya sewaktu muda. Jika ia belum mencapai kemapanan dan kematangan pada umur 40 tahun, kecil peluangnya meraih kesuksesan (QS al-Ahqaf [46]: 15). 

حَتَّىٰ إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً 

“Sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa.”

Masa muda adalah kesempatan dan sangat penting dalam tahapan kehidupan sebelum tiba masa tua (HR al-Hakim).

Ketiga, akan ditanya cara mencari dan memanfaatkan harta. Tentu, harta sangat penting dan strategis bagi seorang Muslim. Oleh karena itu, harus jelas dari mana ia diperoleh (min aina iktasabahu) dan untuk apa digunakan (wa fiima anfaqahu). Keharaman harta, selain karena zatnya (haramun li dzatihi), juga karena faktor yang menyer tainya (haramun li ghairihi).

Prof KH Didin Hafidhuddin dalam buku Membangun Kemandirian Umat, menyebutkan lima alasan mengapa rezeki yang dikon sum si harus halal dan bersih, yakni: (1) rezeki yang haram adalah salah satu tipu daya setan untuk menghancurkan kehidupan ma nusia (QS Al Baqarah [2]: 168). 

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement