Kamis 28 Mar 2024 02:46 WIB

Richarlison Depresi Berat Usai Brasil Tersingkir dari Piala Dunia, Sempat Berpikir Pensiun

Richarlison pulih setelah menjalani terapi ke psikolog pada September lalu.

Penyerang Tottenham Hotspur Richarlison.
Foto: AP Photo/Ian Walton
Penyerang Tottenham Hotspur Richarlison.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Striker Brasil Richarlison berjuang melawan depresi setelah negaranya tumbang di perempat final Piala Dunia 2022 dari Kroasia. Ia juga mengaku sempat mempertimbangkan untuk berhenti bermain sepak bola.

Richarlison, yang bermain untuk Tottenham Hotspur, mengatakan pada September bahwa dia akan mencari bantuan psikologis setelah dia difoto menangis di bangku cadangan ketika dia diganti saat Brasil mengalahkan Bolivia 5-1 di kualifikasi Piala Dunia 2026.

Baca Juga

Pemain berusia 26 tahun, yang telah tampil sebanyak 48 kali untuk Brasil, telah mendesak para pemain untuk mencari bantuan untuk masalah kesehatan mental.

"Saya baru saja bermain di Piala Dunia, di puncak performa saya," kata Richarlison kepada ESPN Brasil, dikutip Reuters, Rabu (27/3/2024). "Saya mencapai batas saya, Anda tahu? Saya tidak tahu, saya tidak akan berbicara tentang bunuh diri, tetapi saya mengalami depresi di sana, dan saya ingin menyerah. Bahkan saya, yang tampaknya memiliki mental yang kuat. Setelah Piala Dunia, sepertinya semuanya berantakan."

Setelah perjuangan awal di Tottenham Hotspur, Richarlison telah mencetak 11 gol dalam 26 penampilan musim ini. Ia bergabung dari ke klub London itu dari Everton dengan biaya yang dilaporkan sebesar 60 juta poundsterling (Rp 1,2 triliun)

"Sebelum saya pergi berlatih, saya ingin pulang, saya ingin kembali ke kamar karena saya tidak tahu apa yang ada di kepala saya," katanya. "Saya bahkan pergi dan mengatakan kepada ayah saya bahwa saya akan menyerah.

Ia mengaku agak menyedihkan untuk berbicara seperti itu. Namun, setelah pengalaman di Qatar, Richarlison tak kuat dan mengadu ke ayahnya, sosok yang selalu bersamanya saat ia merintis karier di sepak bola. Ia mengaku kepada ayahnya ingin menyerah.

Namun, ia kemudian memutuskan untuk pergi ke psikolog. Menurut Richarlison, menjalani terapi adalah keputusan terbaik yang pernah ia buat.

"Saya pikir terapis, suka atau tidak suka, telah menyelamatkan saya, menyelamatkan hidup saya. Saya hanya berpikir sampah. Jika Anda membutuhkan psikolog, carilah satu karena itu bagus bagi Anda untuk terbuka seperti itu, bagi Anda untuk berbicara dengan orang tersebut," kata Richarlison.

Everton dan Tottenham menyatakan dukungannya kepada Richarlison setelah wawancara tersebut muncul.

"Kami menyampaikan dukungan terkuat kami kepada mantan penyerang kami, Richarlison, dan memperkuat pesan pentingnya tentang perlunya menjaga kesehatan mental Anda dan mencari bantuan," tulis Everton di platform media sosial X.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement