Wapres: Jangan Sampai tidak Dapat Hikmah Puasa di Bulan Ramadhan

Rep: Febrian Fachri/ Red: Ani Nursalikah

Rabu 20 Mar 2024 20:39 WIB

Relawan DKM Masjid Lautze 2 membagikan takjil jelang waktu berbuka puasa, di serambi Masjid Lautze 2 Jalan Tamblong, Kota Bandung, jawa Barat, Rabu (20/3/2024). Selama Ramadhan Masjid Lautze 2 mengadakan berbagai kegiatan, salah satunya membagikan sedikitnya 200 hingga 300 takjil bagi masyarakat termasuk untuk pengendara di jalan. Foto: Edi Yusuf/Republika Relawan DKM Masjid Lautze 2 membagikan takjil jelang waktu berbuka puasa, di serambi Masjid Lautze 2 Jalan Tamblong, Kota Bandung, jawa Barat, Rabu (20/3/2024). Selama Ramadhan Masjid Lautze 2 mengadakan berbagai kegiatan, salah satunya membagikan sedikitnya 200 hingga 300 takjil bagi masyarakat termasuk untuk pengendara di jalan.

REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin mengatakan umat Islam yang menjalankan ibadah puasa di Bulan Suci Ramadhan harus dapat mengambil hikmah dari setiap ibadah yang dilaksanakan. Menurut Ma'ruf, puasa bukan sekadar menahan haus dan lapar.

Tapi, ada banyak hikmah yang dapat dipetik dan dipakai untuk kehidupan sehari-hari.

Baca Juga

"Jangan sampai setelah sebulan berpuasa, justru tidak memberikan dampak. Karena ibadah puasa itu memiliki hikmah. Jangan sampai puasa tidak mendapatkan hikmah," kata Ma'ruf, saat memberikan tausiah Ramadhan di Masjid Raya Al Kautsar, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Rabu (20/3/2024).

Ma'ruf menjelaskan, Nabi Muhammad SAW telah menjelaskan ibadah puasa harus memberikan dampak baik secara personal maupun sosial. Secara personal misalnya, puasa mengajarkan manusia untuk hidup sabar.

Lalu, ibadah kata dia juga mengajarkan manusia untuk hidup jujur. Karena ibadah puasa menurut Ma'ruf berbeda dengan ibadah lainnya.

Puasa yang dilakukan manusia tidak tampak oleh mata. Sementara ibadah lain seperti sholat, membaca ayat suci Alquran, bersedekah, membayar zakat dan melaksanakan haji dapat terlihat oleh mata. Tapi puasa, kata Ma'ruf, sama sekali tidak terlihat.

"Kalau puasa tidak kelihatan. Antara orang puasa dan tidak itu tak keliatan. Sehingga dengan ibadah puasa terbentuklah kepribadian yang jujur," ucap Ma'ruf  

Ma'ruf menambahkan hikmah puasa lain adalah mengendalikan hawa nafsu. Ma'ruf menyamakan hawa nafsu itu seperti bayi yang menyusu.

Bila tidak dihentikan, seorang bayi akan terus menyusu kepada ibunya. Sehingga untuk menghentikannya, harus dipaksa. Begitu juga kata Ma'ruf dengan hawa nafsu. Bila tidak dihentikan, hawa nafsu akan terus mengendalikan manusia hingga membawa kepada keburukan.

"Menahan nafsu. Nafsu itu cenderung membawa keburukan. Untuk itu harus dilatih," kata Ma'ruf.