Kamis 15 Feb 2024 16:40 WIB

Warga Ceko Gelar Aksi Protes di Depan Kedubes Israel di Praha

Peserta aksi mengkhawatirkan pelanggaran HAM terus selama Israel lakukan serangan

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Asap membumbung tinggi yang berasal dari serangan Israel ke wilayah Gaza.
Foto: AP Photo/Leo Correa
Asap membumbung tinggi yang berasal dari serangan Israel ke wilayah Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, PRAHA – Puluhan orang menggelar aksi unjuk rasa di depan gedung Kedutaan Besar (Kedubes) Israel di Praha, Republik Ceko, Rabu (14/2/2024). Mereka menyuarakan protes atas serangan Israel kota Rafah di selatan Jalur Gaza yang kini dihuni setidaknya 1,4 juta pengungsi.

Dalam aksinya, para peserta aksi menyerukan agar gencatan senjata segera diberlakukan di Gaza. “Saya khawatir perang ini telah menjadi siklus pelanggaran hak asasi manusia yang tidak pernah berakhir. Ini harus diakhiri. Kami semua bergabung di sini menuntut gencatan senjata,” ujar Dominika Znameneanckova, salah satu warga yang ikut dalam aksi protes di depan gedung Kedubes Israel di Praha, dikutip Anadolu Agency.

Selain itu, massa aksi turut menyuarakan keberatan mereka atas dukungan diplomatik dan militer yang diberikan Pemerintah Ceko terhadap Israel. Aksi protes di depan gedung Kedubes Israel di Praha diikuti warga dari berbagai lapisan masyarakat. Unjuk rasa itu digelar setelah diserukan oleh kelompok lokal pro-Palestina.

Saat ini, negosiasi gencatan senjata untuk Gaza sedang berlansung di Kairo, Mesir. Kelompok Hamas telah mengutus delegasi ke Kairo pada Rabu. Qatar dan Mesir yang bertindak sebagai mediator dilaporkan sudah mengadakan perundingan dengan perwakilan Israel pada Selasa (13/2/2024).

Presiden Palestina Mahmoud Abbas telah meminta Hamas segera menyetujui proposal gencatan senjata dengan Israel, termasuk di dalamnya pertukaran antara sandera Israel dan tahanan Palestina. Abbas berpendapat, hal itu penting guna menghindari konsekuensi fatal yang harus ditanggung warga Palestina di Jalur Gaza, termasuk mereka yang mengungsi di kota perbatasan Rafah.

“Kami menyerukan gerakan Hamas untuk segera menyelesaikan kesepakatan tahanan, untuk menyelamatkan rakyat Palestina dari bencana bencana lainnya dengan konsekuensi yang mengerikan, yang tidak kalah berbahayanya dengan Nakba tahun 1948, serta menghindari serangan pendudukan terhadap kota Rafah yang akan menimbulkan ribuan korban, penderitaan dan pengungsian bagi rakyat kita,” kata Abbas, Rabu, dikutip laman kantor berita Palestina, WAFA.

Abbas kemudian meminta pemerintah Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Arab bekerja secara serius guna menyelesaikan kesepakatan gencatan senjata Israel-Hamas. Dia mengingatkan bahwa ratusan warga Gaza terbunuh setiap hari jika tak ada tindakan yang diambil untuk menghentikan perang. “Kami menganggap semua orang bertanggung jawab atas hambatan apa pun dari pihak mana pun yang dapat mengganggu kesepakatan itu, karena hal-hal tersebut tidak lagi dapat ditoleransi, dan sudah waktunya bagi semua orang untuk memikul tanggung jawab,” ucap Abbas.

"Sekali lagi, kami menyerukan kepada semua orang, terutama gerakan Hamas, untuk segera menyelesaikan kesepakatan sehingga kita dapat melindungi rakyat kita dan menghilangkan semua hambatan,” tambah Abbas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement