Kamis 01 Feb 2024 17:10 WIB

Trimegah Sekuritas: Investor Perlu Pahami Efek Politik ke Pasar Modal

Informasi membuat investor mendapatkan pencerahan untuk mengambil keputusan.

Karyawan mengakses Rekening Dana Nasabah (RDN) Online di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (16/1/2024).
Foto: Dok Republika
Karyawan mengakses Rekening Dana Nasabah (RDN) Online di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (16/1/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk Philmon Samuel Tanuri menyampaikan pelaku pasar perlu memahami kondisi politik ke depan dan dampaknya terhadap perekonomian dan pasar modal Indonesia.

"Kita akan berpartisipasi dalam pemilihan kepala daerah dan pemilihan presiden serta wakil presiden. Sebagai investor, tentunya sebelum ambil investasi, kita wajib memahami kondisi politik ke depan serta dampak ekonomi terhadap pasar modal," ujar Philmon dalam Political and Economic Outlook 2024 bertajuk The Urgency to Ignite Growth di Jakarta, kemarin.

Baca Juga

Informasi membuat investor mendapatkan pencerahan untuk mengambil keputusan.

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, kondisi geopolitik dan geoekonomi global masih dalam ketidakpastian. Namun, perekonomian Indonesia tetap stabil karena tercapainya target realisasi investasi dan kinerja ekspor yang positif di tengah harga komoditas global yang turun.

Pada 2023, tercatat realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) senilai Rp 743 triliun atau setara 52,4 persen, dimana realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) senilai Rp 674 triliun atau setara 48,5 persen. "Pertumbuhan ekonomi di kuartal IV-2023 juga masih tumbuh di atas 5 persen, dengan inflasi di bawah 3 persen atau masih lebih baik dibandingkan saat pandemi COVID-19," ujar Bahlil.

Ia menyebut Presiden Joko Widodo memerintahkan BKPM untuk mendorong pertumbuhan investasi di luar Jawa, yang akan berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stabil. "Pasar berbicara tentang kepastian. Pemimpin Indonesia butuh visi dan eksekusi yang bagus. Maka stabilitas ekonomi akan bagus, tergantung pada siapa presiden yang akan memimpin. Saya pikir kita akan bisa melihat dan berproses ke depan," ujar Bahlil.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement