Selasa 30 Jan 2024 20:50 WIB

PNS Amerika akan Puasa Sehari demi Protes Kebijakan Biden di Gaza

Mereka menilai Israel menggunakan kelaparan rakyat Palestina sebagai senjata perang.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Presiden Joe Biden bertemu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Rabu, 18 Oktober 2023 di Tel Aviv.
Foto: AP Photo/Evan Vucci
Presiden Joe Biden bertemu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Rabu, 18 Oktober 2023 di Tel Aviv.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pegawai pemerintah AS akan menggelar "Sehari Berpuasa untuk Gaza" sebagai bentuk protes terhadap kebijakan Presiden AS Joe Biden atas krisis kemanusiaan di Gaza. Inisiatif tersebut diselenggarakan oleh Perwakilan untuk Feds United for Peace, sebuah kelompok yang terdiri dari puluhan pegawai pemerintah.

Seorang karyawan federal yang berbicara atas nama kelompok tersebut mengatakan Israel menggunakan kelaparan rakyat Palestina sebagai senjata perang mereka. Israel menahan bantuan makanan dan air untuk rakyat Palestina.

Baca Juga

“Hari Puasa adalah tanggapan terhadap penggunaan kelaparan Israel sebagai senjata perang dengan sengaja menahan makanan agar tidak memasuki Gaza,” kata kelompok tersebut, dilansir dari TRT World, Selasa (30/1/2024).

Sesuai perkiraan PBB, hingga dua juta orang di kantong Palestina yang terkepung berisiko kelaparan. Karyawan federal yang berpartisipasi diminta untuk datang bekerja di kantor dengan mengenakan pakaian hitam atau mengenakan syal keffiyeh atau simbol solidaritas Palestina lainnya. Kelompok tersebut terdiri dari Departemen Pertahanan, Keamanan Dalam Negeri dan Negara, dan termasuk pegawai negeri karier dan politikus.

Perwakilan untuk Feds United for Peace telah melakukan pemogokan kantor untuk solidaritas dengan warga Palestina di awal bulan. Meskipun keputusan sementara pekan lalu oleh ICJ memerintahkan Israel untuk mencegah tindakan genosida di Gaza, faktanya Israel melanjutkan serangannya.

Menurut otoritas Palestina, setidaknya 26.751 orang Palestina telah meninggal dunia, sebagian besar wanita dan anak-anak dan 65.636 lainnya terluka sejak 7 Oktober. Serangan Israel telah membuat 85 persen populasi Gaza mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan yang akut. Sementara 60 persen infrastruktur kantong itu rusak dan hancur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement