Rabu 03 Jan 2024 21:56 WIB

Fenomena Tanah Bergerak Terjadi di Balikpapan, 14 Rumah Rusak

Pergerakan tanah diduga dipicu oleh hujan dengan intensitas tinggi.

Fenomena tanah bergerak (ilustrasi). Fenomena tanah bergerak terjadi di Balikpapan, Kalimantan Timur, pada Rabu (1/3/2024) yang menyebabkan 14 rumah rusak.
Foto: Antara/Oky Lukmansyah
Fenomena tanah bergerak (ilustrasi). Fenomena tanah bergerak terjadi di Balikpapan, Kalimantan Timur, pada Rabu (1/3/2024) yang menyebabkan 14 rumah rusak.

 

REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN -- Sebanyak 14 rumah di Kecamatan Balikpapan Utara, mengalami kerusakan akibat pergerakan tanah. Fenomena alam tersebut yang terjadi pada Rabu (3/1/2024) dini hari.

Baca Juga

"Pergerakan tanah itu diduga dipicu oleh hujan dengan intensitas tinggi yang melanda Kota Balikpapan dalam beberapa hari terakhir," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Balikpapan Usman Ali di Balikpapan, Rabu (3/1/2024).

Ia menyatakan, pihaknya menerima laporan kejadian sekitar pukul 9.38 Wita. Setelah mendapat informasi, tim dari BPBD dan instansi terkait lainnya langsung bergerak menuju lokasi untuk mengantisipasi hal terburuk. 

"Di lokasi nampak telah dipasang garis polisi. Kami imbau warga yang tinggal di wilayah yang telah diberikan garis polisi agar mengungsi, takutnya aja terjadi pergerakan tanah susulan," ujar Usman.

Menurut dia kerusakan terparah dan terbanyak dialami rumah yang berlokasi di Jalan Purnawirawan sembilan. Ketua RT 37 kelurahan setempat, Andi Firmansyah, mengatakan pihaknya melakukan evakuasi warga ke lokasi aman setelah merasakan kondisi terparah dari pergerakan tanah sekitar pukul 00.00 Wita karena merasa khawatir akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

"Pergerakan tanah ini sudah terjadi sejak 29 Desember 2023, tapi hari ini tadi puncaknya. Bahkan sampai ke rumah yang ada di gang sebelah," kata Andi.

Maria, salah seorang warga yang rumahnya terdampak, mengatakan rumahnya sudah mulai retak sejak 29 Desember 2023. Tak hanya mengalami keretakan, sejumlah barang miliknya pun sudah mulai berjatuhan. Akhirnya, ia memilih mengungsi di tempat kerabatnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Hopmi, yang rumahnya tepat berada di jalur yang ambles. Ia mengaku sudah mulai merasakan tanda-tanda pergeseran tanah sejak 22 Desember namun masih dalam skala kecil.

"Kondisi di rumah saya mulai semakin parah ketika memasuki tanggal 26 Desember lalu. Di tanggal itu pula akses jalan mulai sedikit demi sedikit mengalami keretakan," ujarnya.

Pergerakan tanah itu juga membuat akses warga ambles kurang lebih 50 centimeter. Lurah Graha Indah, Satrio mengatakan, pasca kejadian ini, Dinas Sosial Kota Balikpapan membangun tempat pengungsian sementara tak jauh dari lokasi kejadian. Tenda pengungsian itu dibangun di tanah kosong yang jaraknya hanya 100 meter dari lokasi kejadian.

"Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, hanya terdapat kerugian material yang nantinya akan dilakukan inventarisasi," kata Satrio.

Selain pergerakan tanah, hujan lebat yang melanda Kota Balikpapan beberapa waktu terakhir juga mengakibatkan banjir di dua titik, yaitu perumahan Griya Permata Asri Balikpapan Selatan, dan Kilometer 17 Balikpapan Utara. Koordinator Bidang Data dan Informasi Stasiun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Balikpapan Diyan Novrida menerangkan, hujan yang terjadi di Balikpapan beberapa hari terakhir ini dipicu oleh adanya pola angin konvergensi yang memicu pertumbuhan awan-awan konvektif.

"Dan saat ini memang sudah masuk musim hujan. Puncak musim hujan diperkirakan terjadi sekitar bulan Januari sampai Februari," jelas Diyan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement