Selasa 19 Dec 2023 06:30 WIB

Berkaca dari Pengalaman Denise Chariesta, Mengapa Produksi ASI tidak Melimpah?

Ada beberapa faktor yang menyebabkan ASI tidak deras.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Reiny Dwinanda
Ibu menyusui (Ilustrasi). Bayi yang melekat dengan baik pada payudara tidak akan menghabiskan waktu berjam-jam dalam satu sesi menyusu.
Foto: dok. Freepik
Ibu menyusui (Ilustrasi). Bayi yang melekat dengan baik pada payudara tidak akan menghabiskan waktu berjam-jam dalam satu sesi menyusu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa waktu lalu, figur publik Denise Chariesta mengunggah sebuah video di saluran Youtube miliknya yang memperlihatkan betapa stres dirinya karena produksi air susu ibu (ASI)-nya tidak melimpah. Denise juga tampak menangis ketika bayinya terus-menerus menangis.

 

Baca Juga

Konselor laktasi Nia Umar menjelaskan ada beberapa faktor yang bisa menjadi penyebab ASI tidak melimpah. Ia juga mengimbau untuk para ibu agar bersabar serta melakukan langkah-langkah secara perlahan agar ASI bisa deras.

 

"Untuk produksi ASI bisa maksimal, tidak bisa ujug-ujug satu momen banyak, tidak bisa. Butuh proses untuk memproduksinya," ucap Nia kepada Republika.co.id, Senin (18/12/2023).

 

Nia menjelaskan inisiasi menyusu dini (IMD) yang tidak dilakukan dengan benar saat bayi baru lahir bisa menjadi penyebab ASI belum keluar hingga anak berusia empat hari. Itu juga akan berdampak pada sulitnya melakukan perlekatan mulut bayi.

 

Posisi perlekatan mulut bayi dengan payudara, membuat puting ibu berada dekat sekali dengan langit-langit mulut bayi yang lembut. Pada posisi ini, dagu bayi menempel pada payudara ibu dan hidungnya akan jauh dari payudara, jadi kepala bayi seperti mendongak.

 

Hal ini akan membuat bayi lebih mudah menyedot ASI. Jika bayi terus melakukan penyedotan dengan benar, maka ini akan memompa ASI lebih banyak.

Nia menganjurkan untuk memperhatikan juga posisi badan bayi. Kepala dan pundak lurus menghadap ibu, sehingga perut bayi menempel ke perut atau badan ibu.

 

"Bisa gunakan bantal untuk membantu mendapatkan posisi yang nyaman dan enak bagi ibu dan bayi," kata Nia.

Hanya saja, banyak ibu sering kali merasa sulit untuk mendapatkan perlekatan yang tepat. Hal tersebut biasanya dikarenakan pertemuan pertama ibu dan bayi yang penuh dengan intervensi.

Mengutip pakar laktasi dr Jack Newman, Nia menyebut ada beberapa cara untuk memperlancar proses menyusui bayi di awal proses kelahiran, seperti Denise Chariesta yang baru memiliki anak berusia satu bulan. Segera setelah lahir, bayi seharusnya bisa Inisisi Menyusu Dini (IMD) dengan ibu.

"Sebagian besar bayi baru lahir bisa menyusu sendiri jika diletakkan di dada ibunya segera setelah proses melahirkan,” papar Nia yang juga merupakan wakil ketua Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI).

 

Inti dari IMD adalah kontak kulit antara ibu dan bayi, yang kemudian disusul dengan bayi akan menyusu sendiri. Proses ini sangat bisa dilakukan bagi bayi yang dilahirkan dengan proses bedah caesar sekali pun.

 

Ibu bisa "membaca" tanda-tanda bayi ingin menyusu ketika bayi ada di dekatnya. Hanya saja, ketika bayi menangis, biasanya para ibu panik hingga pelekatan yang baik pun menjadi sulit dilakukan.

 

Bayi yang melekat dengan baik pada payudara tidak akan menghabiskan waktu berjam-jam dalam satu sesi menyusu. Itu artinya, jika bayi menyusu pada satu payudara berjam-jam lamanya, maka perlekatannya tidak baik atau ia tidak mendapatkan cukup pasokan ASI.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement