Rabu 06 Dec 2023 16:32 WIB

Ayah Fitria Ungkap Kronologi Ditelepon Alung Sebelum Temukan Jasad Mengenaskan Putrinya

Iwan tak tega melihat wajah jasad Fitria yang sudah dalam keadaan luka dan membiru.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Andri Saubani
Keluarga korban pembunuhan di Bogor, Fitria Wulandari (22 tahun), berziarah ke makam Almarhumah pada Rabu (7/12/2023).
Foto: Republika/Shabrina Zakaria
Keluarga korban pembunuhan di Bogor, Fitria Wulandari (22 tahun), berziarah ke makam Almarhumah pada Rabu (7/12/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Iwan Irawan (43 tahun), ayah dari korban pembunuhan bernama Fitria Wulandari (22), menyaksikan sendiri bagaimana kondisi mengenaskan anaknya ketika ditemukan di dalam ruko Jalan Doktor Sumeru, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor pada Sabtu (2/12/2023) malam. Ia sendiri tak tega melihat wajah putrinya yang cantik sudah dalam keadaan luka dan membiru.

 

Baca Juga

Iwan menjelaskan, pada Sabtu siang, ia bahkan sempat membantu tersangka pembunuh anaknya, Rahmat Agil alias Alung (20), menjaga parkir di depan ruko tersebut. Namun Iwan tidak mengetahui bahwa di dalam ruko terdapat anaknya yang tak pulang-pulang sejak Kamis (30/11/2023) malam.

 

Setelah membantu menjaga parkir, pada Sabtu malam sekitar pukul 20.30 WIB Iwan kembali ke rumahnya di Kelurahan Pasirjaya, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor. Tak lama setibanya ia di rumah, Alung menghubunginya melalui telepon dan mengatakan bahwa putrinya ada di ruko.

 

“Itu di depan bapak dan kakaknya, ngakunya (korban) jatuh dari motor. Saya berpikiran masih hidup anak saya. Yaudah kata saya, ‘bawa aja ke rumah sakit’. Katanya korban ada di ruko,” kata Iwan ketika ditemui Republika di rumahnya, Rabu (6/12/2023).

Iwan sempat percaya ketika mendengar kabar putrinya jatuh dari motor. Sebab, sebelumnya tersangka mengaku mau menjemput korban dari rumah temannya di wilayah Cilebut, Kabupaten Bogor.

Ia pun menghampiri ruko tempat di mana putrinya berada. Ketika memasuki ruko, bagian dalam ruko dalam kondisi gelap gulita sehingga ia harus menyalakan lampu dari ponselnya.

 

Ketika lampu ponsel menyorot sebuah meja, Iwan melihat putri sulungnya itu tergeletak di atas meja. Seketika ia kaget dan tak menyangka ketika melihat wajah putrinya dalam kondisi terluka parah dan sudah membiru.

“Saya lihat anak saya. Saya juga sampai kaget, melihat kondisi anak saya. Di situ dari hidung sudah luka parah. Saya juga sampai ‘astaghfirullahaladzim’, lukanya sudah membiru mukanya. Tangan juga sudah membiru,” jelasnya.

 

photo
Perempuan rentan jadi korban kekerasan - (Republika)

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement