Kamis 30 Nov 2023 20:36 WIB

Raja Yordan Tegaskan Israel Harus Izinkan Lebih Banyak Bantuan Masuk ke Gaza

Situasi kemanusiaan di Gaza terus memburuk.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Muhammad Hafil
Suasana terkini di Gaza.
Foto: AP Photo/Mohammed Hajjar
Suasana terkini di Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID,AMMAN --- Raja Yordania Abdullah pada hari Kamis (30/11/2023), mendesak para pejabat bantuan PBB dan LSM internasional untuk meningkatkan tekanan terhadap Israel, agar mengizinkan lebih banyak bantuan masuk ke daerah Gaza. Ini dikarenakan situasi kemanusiaan di wilayah kantong tersebut semakin memburuk, sebagaimana disampaikan pejabat dan pekerja bantuan kemanusiaan.

Raja Yordania mengatakan hal itu, dalam  pertemuan darurat di Amman yang dihadiri oleh para pejabat PBB, kepala lembaga swadaya masyarakat Barat dan perwakilan donor Arab. Ia menyebut bahwa tidak dapat diterima jika Israel terus menahan aliran bantuan yang cukup ke wilayah padat penduduk, yang dihuni oleh 2,3 juta orang itu.

Baca Juga

"Raja mendesak komunitas bantuan internasional untuk melakukan bagian mereka dan menyelamatkan warga Gaza yang telah mengalami perang brutal yang telah mengubah tanah mereka menjadi tempat yang tidak layak huni," kata salah satu delegasi yang tidak ingin disebutkan namanya karena musyawarah berlangsung secara rahasia sesuai permintaan pihak istana.

Sementara itu, Israel setuju untuk mengizinkan masuknya bantuan ke daerah kantong tersebut pekan lalu, setelah mencapai gencatan senjata dengan Hamas untuk menukar sandera. Ini sebuah langkah yang menurut para pekerja bantuan telah meringankan pengepungan yang diberlakukan selama berminggu-minggu selama pertempuran di mana makanan, bahan bakar, dan barang-barang tidak diizinkan masuk ke daerah kantong tersebut.

Kepala bantuan PBB Martin Griffiths dan pejabat senior UNRWA yang menghadiri konferensi tersebut mengatakan kepada para delegasi bahwa sangat penting bagi Israel untuk membuka kembali penyeberangan perbatasan Kerem Shalom (Karm Abu Salem), yang sebelum perang telah menangani lebih dari 60 persen truk yang masuk ke Gaza.

Saat ini Israel hanya mengizinkan bantuan melalui penyeberangan Rafah di perbatasan Mesir, di mana kemacetan dan keterbatasan kapasitas menyebabkan penyeberangan ini tidak dapat menangani lebih dari 200 truk per hari.

 "Sebelum perang, Gaza biasanya menerima 500 truk setiap hari. Kami tidak pernah mendekati angka tersebut sejak 7 Oktober," kata juru bicara UNRWA, Juliette Touma.

LSM dan pejabat PBB juga mendengar seruan dari raja untuk mempercepat pengiriman bantuan ke bagian utara Gaza, di mana Israel telah berusaha untuk mendorong seluruh penduduknya lebih jauh ke selatan namun masih ada lebih dari 700.000 orang yang tersisa, kata seorang delegasi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement