Kamis 30 Nov 2023 18:35 WIB

Bentuk Kedengkian Kaum Yahudi yang Diabadikan Alquran

Kaum Yahudi sering mengingkari perintah Allah.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Erdy Nasrul
Ilustrasi Kaum Yahudi.
Foto: AP
Ilustrasi Kaum Yahudi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kaum Yahudi dan Nasrani meyakini bahwa merekalah yang akan masuk surga. Pernyataan mereka pun diabadikan dalam Alquran yakni pada Surat Al Baqarah ayat 111.

وَقَالُوْا لَنْ يَّدْخُلَ الْجَنَّةَ اِلَّا مَنْ كَانَ هُوْدًا اَوْ نَصٰرٰى ۗ تِلْكَ اَمَانِيُّهُمْ ۗ قُلْ هَاتُوْا بُرْهَانَكُمْ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ

Baca Juga

"Dan mereka (Yahudi) berkata, “Tidak akan masuk surga kecuali orang Yahudi atau Nasrani.” Itu (hanya) angan-angan mereka. Katakanlah, “Tunjukkan bukti kebenaranmu jika kamu orang yang benar." (QS. Al Baqarah ayat 111)

Ulama tafsir Indonesia, Prof Dr Quraish Shihab menjelaskan dengan menukil dari Al-Biqa'i bahwa ayat tersebut berbicara tentang surga yang merupakan balasan atas keimanan.

Dijelaskan, ayat itu menggambarkan kedengkian mereka terhadap umat Islam yang akan menerima ganjaran atas keimanannya. Perkataan mereka, yakni Yahudi dan Nasrani, didorong oleh kedengkian mereka bila umat Muslim memperoleh ganjaran keimanan.

Pernyataan "Tidak akan masuk surga kecuali orang Yahudi atau Nasrani", demikian penjelasan Prof Quraish, merupakan ucapan orang Yahudi atau orang Nasrani.

"Maksudnya, orang Yahudi berkata demikian dan orang Nasrani pun berkata demikian. Bukan dalam arti orang Yahudi mengakui bahwa orang Nasrani akan masuk surga, atau sebaliknya, yaitu orang Nasrani mengakui bahwa orang Yahudi akan masuk surga," paparnya.

Dalam hal redaksi yang digunakan, Prof Quraish menjelaskan, ciri bahasa Alquran adalah singkat dan padat. Redaksi bahasa yang singkat sering digunakan dalam Alquran, apalagi jika mengandung indikator yang menghalangi munculnya kesalahpahaman  pembaca atau pendengar. Ayat tersebut juga menunjukkan bahwa ada permusuhan yang sangat jelas antara orang-orang Yahudi dan Nasrani.

Kemudian, Allah SWT secara langsung membantah pernyataan mereka. Allah tidak menggunakan perantara dan tidak pula memerintahkan siapapun termasuk Nabi Muhammad SAW untuk menjawab kebohongan tersebut yakni pernyataan orang-orang Yahudi dan Nasrani.

"Ucapan tersebut dan ucapan-ucapan mereka yang lain, yang sangat jauh dari dari kebenaran, hanya angan-angan mereka yang kosong belaka," jelas Prof Quraish.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement