Kamis 09 Nov 2023 13:47 WIB

Antusiasme Tinggi, Komik Moderasi Beragama ‘ModerArt’ akan Dicetak Ulang

Moderasi beragama akan memperkuat persatuan.

Rep: Muhyiddin/ Red: Erdy Nasrul
Pengunjung mengamati sejumlah karya komik dalam Pameran Komik Moderasi Beragama bertajuk ModeArt di Galeri Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah di Kawasan Pusaka Masjid Raya Baiturrahman, Simpang Lima Semarang, Jawa Tengah, Rabu (26/10/2022). Pameran komik yang menampilkan 60 karya dari komikus Jawa Tengah yaitu Abdullah Ibnu Thalhah, Djoko Susilo, Diyan Bijac, M Saifuddin Ifoed itu berlangsung 25-30 Oktober 2022, dengan mengangkat tema toleransi serta kerukunan antarumat beragama khususnya konsep moderasi Islam di Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Foto: ANTARA/Aji Styawan
Pengunjung mengamati sejumlah karya komik dalam Pameran Komik Moderasi Beragama bertajuk ModeArt di Galeri Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah di Kawasan Pusaka Masjid Raya Baiturrahman, Simpang Lima Semarang, Jawa Tengah, Rabu (26/10/2022). Pameran komik yang menampilkan 60 karya dari komikus Jawa Tengah yaitu Abdullah Ibnu Thalhah, Djoko Susilo, Diyan Bijac, M Saifuddin Ifoed itu berlangsung 25-30 Oktober 2022, dengan mengangkat tema toleransi serta kerukunan antarumat beragama khususnya konsep moderasi Islam di Negara Kesatuan Republik Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) akan mencetak ulang  Komik Moderasi Beragama ‘ModerArt’. Tim Penyusun Komik Moderasi Beragama dari Balitbang dan Diklat Kemenag, Nur Rahmah Husein mengatakan, buku komik moderasi beragama perdana telah dicetak pada 2022 lalu.

Karena antusiasme yang tinggi dari masyarakat, dalam waktu dekat ini pihaknya berencana akan mencetak ulang edisi kedua komik tersebut.

Baca Juga

“Setelah kita desiminasi ke beberapa provinsi ternyata buku ini banyak banget peminatnya. Tahun ini insyaAllah kita akan mencetak ulang edisi kedua dari komik moderasi beragama,” ujar Nur Rahmah dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Kamis (9/11/2023).

Proses penyusunan pesan-pesan moderasi beragama yang dikemas dalam media komik tersebut melibatkan sejumlah ilustrator berpengalaman seperti Abdullah Ibnu Thalhah, Diyan Bijac, M Syaifuddin Ifoed, dan Djoko Susilo.

Menurut dia, masyarakat bisa mendapatkan komik tersebut secara gratis dengan mendatangi langsung kantor Puslibang Lektur LKKMO yang berlokasi di Kantor Kementerian Agama RI, Jalan MH Thamrin Nomor 6, Jakarta.

“Bagi yang ingin mendapatkan buku ini, bisa langsung datang ke kantor Puslitbang Lektur Khazanah Keagamaan dan Manajemen Organisasi Badan Litbang Kementerian Agama lantai 20. Kalau lembaga yang ingin mengajukan, bisa mengajukan surat terlebih dahulu ke kami nanti akan kami siapkan dan bisa mendapatkan secara gratis,” ucap dia.

Sementara itu, Kepala Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan dan Manajemen Organisasi (LKKMO) Kementerian Agama, Mohammad Ishom mengatakan bahwa inisiatif penerbitan Komik Moderasi Beragama ‘ModerArt’ ditujukan agar pesan moderasi beragama lebih mudah dipahami, khususnya oleh generasi Z dan anak-anak muda.

“Program moderasi beragama ini yang mungkin di kalangan milenial, anak-anak, kalangan anak-anak muda, anak kecil, itu belum begitu memahami konsep. Kalau yang konseptual, kan yang agak susah dipahami. Oleh karena itu, menyasar kelompok milenial, gen Z, agar paham konsep moderasi beragama maka kita melakukan pembuatan komik ini, komik moderasi beragama,” kata Ishom.

Ishom optimes bahwa komik moderasi beragama ini akan memberikan kontribusi positif dalam membentuk sikap, pandangan, dan etika generasi muda dalam menjalani hidup dengan moderasi beragama.

“Saya sangat optimis karena anak-anak generasi Z sekarang itu lebih senang melihat daripada membaca,” jelas dia.

Menurut dia, distribusi buku komik moderasi beragama ini akan melibatkan Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendis Kemenag RI dan juga berbagai lembaga pendidikan.  “Melalui Ditjen Pendis nanti bisa ke madrasah-madrasah, pesantren-pesantren, ke perguruan tinggi,” ujar dia.

Sementara dalam upaya menyosialisasikan program moderasi beragama dengan media komik tersebut, pihaknya menggelar seminar, dialog, dan kampanye sosial di media cetak dan elektronik.

“Itu program masifikasi dari program moderasi beragama khususnya untuk komik, buku saku, dan program-program yang lainnya,” kata dia.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement