Ahad 01 Oct 2023 16:27 WIB

Soal Duet Prabowo-Ganjar, Megawati: Gak Usah Didengerin

Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri minta wacara Prabowo-Ganjar tidak usah ditanggapi.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Bilal Ramadhan
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri minta wacara Prabowo-Ganjar tidak usah ditanggapi.
Foto: Republika/Prayogi
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri minta wacara Prabowo-Ganjar tidak usah ditanggapi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri dalam pidato penutupan rapat kerja nasional (Rakernas) IV menyinggung isu soal dipasangkannya Prabowo Subianto dengan Ganjar Pranowo. Ia yang mendengar hal tersebut mengaku bingung ketika ada isu itu.

"Saya sendiri sampai bingung lho, di media tiba-tiba dibilang gini, iya sudah ada persetujuan bahwa nanti Pak Prabowo jadi (calon) presidennya, Pak Ganjar jadi (calon) wakil presidennya," ujar Megawati dalam pidato penutupan Rakernas IV, Ahad (1/10/2023).

Baca Juga

"Aku terus di rumah melongo wae, iki yang ngomong iki sopo yo. Aku kok Ketua Umum, kok malah nggak ngerti, coba wes ra sah didengeri," sambungnya.

Ia pun menganalogikan isu tersebut dengan laki-laki dan perempuan yang terpaksa dicocok-cocokkan dan dijodohkan. Menurutnya, tentu banyak pihak yang setuju dengan keterpaksaan tersebut.

Di samping itu, ia sendiri sudah diberi kewenangan dalam Kongres V PDIP untuk menentukan bakal calon presiden (capres) yang diusung partainya. Dalam hal ini adalah Ganjar Pranowo yang dideklarasikan pada 21 April 2023.

"Kenapa diberikan kepada saya? karena orang memberikan hak prerogatif itu sangat tahu bahwa Ibu pasti akan memilih yang benar," ujar Megawati.

 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلْيَسْتَعْفِفِ الَّذِيْنَ لَا يَجِدُوْنَ نِكَاحًا حَتّٰى يُغْنِيَهُمُ اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهٖ ۗوَالَّذِيْنَ يَبْتَغُوْنَ الْكِتٰبَ مِمَّا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ فَكَاتِبُوْهُمْ اِنْ عَلِمْتُمْ فِيْهِمْ خَيْرًا وَّاٰتُوْهُمْ مِّنْ مَّالِ اللّٰهِ الَّذِيْٓ اٰتٰىكُمْ ۗوَلَا تُكْرِهُوْا فَتَيٰتِكُمْ عَلَى الْبِغَاۤءِ اِنْ اَرَدْنَ تَحَصُّنًا لِّتَبْتَغُوْا عَرَضَ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ۗوَمَنْ يُّكْرِهْهُّنَّ فَاِنَّ اللّٰهَ مِنْۢ بَعْدِ اِكْرَاهِهِنَّ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
Dan orang-orang yang tidak mampu menikah hendaklah menjaga kesucian (diri)nya, sampai Allah memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan jika hamba sahaya yang kamu miliki menginginkan perjanjian (kebebasan), hendaklah kamu buat perjanjian kepada mereka, jika kamu mengetahui ada kebaikan pada mereka, dan berikanlah kepada mereka sebagian dari harta Allah yang dikaruniakan-Nya kepadamu. Dan janganlah kamu paksa hamba sahaya perempuanmu untuk melakukan pelacuran, sedang mereka sendiri menginginkan kesucian, karena kamu hendak mencari keuntungan kehidupan duniawi. Barangsiapa memaksa mereka, maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang (kepada mereka) setelah mereka dipaksa.

(QS. An-Nur ayat 33)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement