Senin 25 Sep 2023 07:05 WIB

Pesan Rasulullah SAW, Mengapa Dzikir Diibaratkan Antara Hidup dan Matinya Seseorang?

Dzikir mempunyai sejumlah keutamaan untuk Muslim

Rep: Fuji E Permana / Red: Nashih Nashrullah
Keutamaan Dzikir. Dzikir mempunyai sejumlah keutamaan untuk Muslim
Foto: republika
Keutamaan Dzikir. Dzikir mempunyai sejumlah keutamaan untuk Muslim

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –  Dzikir adalah puji-pujian kepada Allah SWT yang diucapkan berulang-ulang. Dengan berdzikir, seseorang mengingat Allah SWT. Dzikir juga sebagai sarana manusia mendekatkan diri kepada Allah SWT. 

Dalam sebuah hadits dijelaskan bahwa orang yang tidak berdzikir bagaikan orang mati. Sebaliknya orang yang berdzikir disebut sebagai orang yang hidup. 

Baca Juga

 عَنْ أَبِي مُوسَى رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَثَلُ الَّذِي يَذِي يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِي لَا يَذْكُرُ رَبَّهُ مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَ

Dari Sayyidina Abu Musa radhiyallahu anhu, baginda Nabi Muhammad SAW bersabda, "Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Allah SWT dengan orang yang tidak berdzikir kepada Allah SWT seperti orang yang hidup dan orang yang mati (orang yang berdzikir adalah seperti orang yang hidup, dan orang yang tidak berdzikir adalah seperti orang yang mati)." (HR Imam Bukhari, Muslim, dan Baihaqi dari Kilab Durrul Mantsur dan Misykat)

Dilansir dari buku Fadhail Dzikr yang disusun Syaikhul Hadits Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi rahmatullah alaih dan diterjemahkan Tim Penerjemah Kitab Fadhilah Amal Masjid Jami Kebon Jeruk Jakarta, diterbitkan Pustaka Ramadhan, disebutkan bahwa setiap orang sangat menyukai kehidupan dan takut kematian. 

Sebagian ulama mengatakan, hadits di atas menjelaskan tentang keadaan hati, yakni, orang yang selalu berdzikir hatinya hidup, sedangkan orang yang tidak berdzikir hatinya mati.  

Sebagian ulama menulis bahwa analogi dalam hadits di atas adalah dari segi untung dan ruginya. Siapapun yang menyakiti orang yang berdzikir, seolah-olah dia menyakiti orang hidup yang mampu membalas, sehingga orang yang menyakitinya akan menerima balasan. Siapapun yang menyakiti orang yang tidak berdzikir, seolah-olah ia menyakiti orang mati yang tidak mampu membalas.

Para ulama tasawuf mengatakan yang dimaksud seperti orang yang hidup adalah orang ahli dzikir ...

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement