Selasa 19 Sep 2023 18:02 WIB

Dua Kali Kematian dan Dua Kali Kehidupan yang akan Dilalui Umat Manusia 

Kehidupan dan kematian adalah keniscayaan bagi umat manusia

Ilustrasi kelahiran. Kehidupan dan kematian adalah keniscayaan bagi umat manusia
Foto: www.freepik.com
Ilustrasi kelahiran. Kehidupan dan kematian adalah keniscayaan bagi umat manusia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Pertanyaan tentang misteri mati dan hidup yang terlontar sejak zaman filsuf Yunani hingga saat ini, masih saja relevan. Mengapa kita hidup? Dan, mengapa kemudian kita mati?

 

Baca Juga

Hidup dan mati, keduanya sama-sama misteri. Hari ini seseorang hidup. Tapi boleh jadi, hari ini juga, besok, atau lusa ia mati. 

 

Di beberapa ayatnya, Alquran membincangkan masalah hakikat hidup dan mati, serta tujuan dari keduanya. 

 

Masalah yang pertama dijelaskan bahwa pada hakikatnya manusia mengalami dua kali kematian dan dua kali kehidupan. Ini dapat kita mengerti dari firman Allah SWT yang menggambarkan pertanyaan orang-orang kafir di akhirat kelak. ' 

 

قَالُوا رَبَّنَا أَمَتَّنَا اثْنَتَيْنِ وَأَحْيَيْتَنَا اثْنَتَيْنِ فَاعْتَرَفْنَا بِذُنُوبِنَا فَهَلْ إِلَىٰ خُرُوجٍ مِنْ سَبِيلٍ

 

'Mereka berkata, 'Wahai Tuhan kami, Engkau telah mematikan kami dua kali dan telah menghidupkan kami dua kali. Sekarang kami mengakui dosa-dosa kami. Adakah jalan keluar (dari neraka)?'' (QS Al-Mukmin [40]: 11). 

 

Para ahli tafsir menerangkan, mati pertama adalah fase ketika manusia masih berupa tanah, atau sebelum dilahirkan ke dunia. 

 

Sedangkan, mati kedua adalah kematian fisik sebagai akhir hidup di dunia untuk menapak ke kehidupan akhirat. Adapun kehidupan pertama manusia merupakan kehidupannya di dunia. Dan, kehidupan kedua berlangsung ketika kebangkitan kembali saat hari kiamat tiba. 

 

Penuturan ahli tafsir tersebut di atas menunjukkan, kematian bukanlah akhir dari kehidupan fisik manusia. 

 

Tetapi, kematian merupakan gerbang untuk memasuki kehidupan selanjutnya, yang menurut Alquran dan hadits, sebagai kehidupan yang sebenarnya. Konon, kehidupan itu sama sekali berbeda dengan kehidupan dunia saat ini.  Sedangkan, masalah tujuan adanya hidup dan mati, Allah SWTberfirman: 

 

الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا

 

“Dia yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya...'' (QS Al-Mulk [67]: 2).

Baca juga: 5 Dalil yang Menjadi Landasan Pelaksanaan Maulid Nabi Muhammad SAW

 

 

Wahyu tersebut mengabarkan kepada manusia bahwasanya tujuan Allah SWT menciptakan kehidupan dan kematian adalah memberikan kesempatan kepada manusia untuk tampil sebagai makhluk moral. 

 

Yaitu, makhluk yang punya kemampuan untuk memilih, mau berbuat kebajikan ataukah keburukan. Pilihan-pilihan yang dijalankan akan kembali ditampakkan dalam kehidupan setelah kematian. 

 

Untuk itu, Islam menganjurkan hendaknya hidup ini dijalani dengan sungguh-sungguh, baik sungguh-sungguh dalam ketakwaan maupun dalam amalan.

sumber : Harian Republika

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلْيَسْتَعْفِفِ الَّذِيْنَ لَا يَجِدُوْنَ نِكَاحًا حَتّٰى يُغْنِيَهُمُ اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهٖ ۗوَالَّذِيْنَ يَبْتَغُوْنَ الْكِتٰبَ مِمَّا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ فَكَاتِبُوْهُمْ اِنْ عَلِمْتُمْ فِيْهِمْ خَيْرًا وَّاٰتُوْهُمْ مِّنْ مَّالِ اللّٰهِ الَّذِيْٓ اٰتٰىكُمْ ۗوَلَا تُكْرِهُوْا فَتَيٰتِكُمْ عَلَى الْبِغَاۤءِ اِنْ اَرَدْنَ تَحَصُّنًا لِّتَبْتَغُوْا عَرَضَ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ۗوَمَنْ يُّكْرِهْهُّنَّ فَاِنَّ اللّٰهَ مِنْۢ بَعْدِ اِكْرَاهِهِنَّ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
Dan orang-orang yang tidak mampu menikah hendaklah menjaga kesucian (diri)nya, sampai Allah memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan jika hamba sahaya yang kamu miliki menginginkan perjanjian (kebebasan), hendaklah kamu buat perjanjian kepada mereka, jika kamu mengetahui ada kebaikan pada mereka, dan berikanlah kepada mereka sebagian dari harta Allah yang dikaruniakan-Nya kepadamu. Dan janganlah kamu paksa hamba sahaya perempuanmu untuk melakukan pelacuran, sedang mereka sendiri menginginkan kesucian, karena kamu hendak mencari keuntungan kehidupan duniawi. Barangsiapa memaksa mereka, maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang (kepada mereka) setelah mereka dipaksa.

(QS. An-Nur ayat 33)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement