Selasa 05 Sep 2023 11:55 WIB

Jepang Ajak Cina Diskusi Soal Larangan Impor Produk Makanan Laut

Larangan Cina terhadap makanan laut Jepang sama sekali tidak dapat diterima

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Jepang telah meminta untuk mengadakan diskusi dengan Cina mengenai larangan impor produk makanan laut Jepang
Foto: Kyodo News via AP
Jepang telah meminta untuk mengadakan diskusi dengan Cina mengenai larangan impor produk makanan laut Jepang

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Kementerian Luar Negeri mengatakan, Jepang telah meminta untuk mengadakan diskusi dengan Cina mengenai larangan impor terkait pelepasan air radioaktif Fukushima berdasarkan ketentuan pakta perdagangan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP). Jepang juga mengatakan kepada Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), larangan Cina terhadap makanan laut Jepang sama sekali tidak dapat diterima.

 

Baca Juga

"Kami berharap Cina dapat mengadakan diskusi dengan pihak Jepang secepat mungkin dan meninjau langkah-langkahnya sesuai dengan kewajibannya dalam Perjanjian RCEP,” kata pernyataan Kementerian Luar Negeri Jepang.

 

Pada 31 Agustus, Cina mengirim pemberitahuan kepada WTO mengenai tindakannya untuk menangguhkan impor produk makanan laut dari Jepang. Sementara Jepang mengatakan, mereka akan menjelaskan posisinya di komite WTO, dan mendesak Cina untuk segera mencabut tindakan tersebut.  

 

Beberapa pejabat Jepang telah memberi isyarat kemungkinan untuk mengajukan keluhan ke WTO atas larangan impor makanan laut oleh Cina. Langkah tersebut muncul ketika bisnis dan fasilitas umum di Jepang terus menerima panggilan yang melontarkan penghinaan dari nomor telepon dengan kode negara Cina (+86). Banyak penelepon yang melaporkan keluhan tentang pelepasan air radioaktif yang telah diolah dari fasilitas nuklir di Fukushima.

 

Badan Kepolisian Nasional Jepang telah menerima 225 laporan panggilan penghinaan hingga saat ini. Pemerintah Jepang berupaya mencari bantuan dari perusahaan telekomunikasi untuk memblokir panggilan tersebut.  

"Semakin banyak pengguna telepon rumah yang meminta untuk memblokir nomor asing," kata pernyataan juru bicara NTT Communications, unit Nippon Telegraph and Telephone.

NTT Communicationa dan perusahaan telepon lainnya termasuk KDDI dan SoftBank Corp sedang mendiskusikan langkah-langkah menyusul permintaan pemerintah. NTT East, yang melayani bagian timur negara itu termasuk Fukushima, mengatakan, pihaknya telah mendirikan pusat layanan pelanggan pada khusus untuk panggilan penghinaan dari luar negeri, sebagai tanggapan atas permohonan pemerintah.

“Sangat disesalkan dan memprihatinkan mengenai banyaknya panggilan penghinaan yang kemungkinan besar datang dari Cina,” kata Menteri Perdagangan, Yasutoshi Nishimura dalam konferensi pers.

Nishimura mengatakan, menurut masyarakat Fukushima, beberapa rumah sakit juga menerima panggilan telepon yang melontarkan serangan verbal. “Kehidupan manusia dipertaruhkan sekarang. Tolong segera hentikan panggilan telepon tersebut,” kata Nishimura.

Nishimura mengatakan, pemerintah sedang mengumpulkan informasi mengenai laporan gerakan boikot produk Jepang di Cina. Pemerintah akan bekerja sama dengan para pemimpin bisnis untuk mengatasi situasi tersebut.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement