Ahad 02 Jul 2023 07:13 WIB

Sri Mulyani Tagih Janji Rp 1.493 Triliun dari Negara Maju

Pencairan dana yang berkepanjangan membuat berbagai proyek terbengkalai.

Rep: Novita Intan/ Red: Lida Puspaningtyas
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat menghadiri rangkaian kegiatan dalam Paris Summit 2023.
Foto: Ludovic Marin, Pool via AP
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat menghadiri rangkaian kegiatan dalam Paris Summit 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menagih janji negara maju untuk menyumbang 100 miliar dolar AS atau setara Rp 1.493 triliun (asumsi kurs Rp 1.4938 per dolar AS) per tahun digunakan transisi energi di Indonesia. Hal ini disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani saat menghadiri rangkaian kegiatan dalam Paris Summit 2023 yang dipimpin oleh Prancis serta India selaku Presidensi G20 2023.

Sri Mulyani mengatakan pencairan dana transisi energi yang berkepanjangan membuat berbagai proyek transisi energi terbengkalai.

Baca Juga

"Langkah konkret dari negara maju sangat dibutuhkan untuk membantu pendanaan aksi iklim, termasuk melalui pemenuhan komitmen sebesar 100 miliar dolar AS per tahun yang hingga saat ini masih belum terpenuhi," ujarnya dalam keterangan tulis, Ahad (2/7/2023).

Dia menegaskan perubahan iklim tidak bisa dihadapi sendirian sehingga dibutuhkan kerja sama global. Sri Mulyani menyoroti berbagai peran yang bisa dilakukan negara maju dunia, baik dari sisi pembiayaan, teknologi, dan keahlian.

"Saat ini, banyak negara berkembang memiliki keterbatasan dalam pendanaan perubahan iklim. Maka itu, diperlukan dukungan sistem keuangan global, termasuk bank pembangunan multilateral dalam mengatasi kesenjangan pembiayaan (financing gap), terutama untuk negara berkembang," ucapnya.

Gelaran Paris Summit 2023 itu berlangsung pada 21-23 Juni 2023 di Prancis. Acara ini dihadiri berbagai kepala negara dan pemerintahan dunia, Komisi Eropa, Dewan Eropa, hingga Bank Sentral Eropa.

Paris Summit 2023 dihadiri oleh sejumlah Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan dari Afrika Tengah, Arab Saudi, Armenia, Barbados, Benin, Bulgaria, Comoros, Gabon, Ghana, Ghana, Kamerun, Kenya, Rep. Kepulauan Seychelles, Kongo, Kroatia, Kuba, Mauritania, Mesir, Nigeria, Pakistan, Rep. Kepulauan Seychelles, Senegal Srilanka, Timor Leste, Togo, Tunisia, Zambia, Komisi Eropa, Dewan Eropa, Bank Sentral Eropa, dan Presiden African Union.

Sejumlah pimpinan lembaga internasional juga hadir di antaranya Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa, Presiden Bank Dunia, Direktur Dana Moneter Internasional, Bank, Sekretaris Jenderal OECD, dan sejumlah lembaga lainnya. Pertemuan Paris Summit 2023 juga dihadiri sejumlah tokoh terkemuka global dari kalangan akademisi, filantropi, maupun lembaga masyarakat sipil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement