Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Popi Paswa

Nilai Toleransi dalam Pendidikan Agama Islam pada Masyarakat Multikultural Jambi

Edukasi | Saturday, 01 Jul 2023, 23:58 WIB

Agama Islam merupakan agama yang mengajarkan tentang keharmonisan tanpa adanya kekerasan. Agama Islam mengajarkan tentang menghilangkan adanya kompetisi dengan agama lain, sehingga pemeluk agama Islam penting untuk memiliki sikap toleransi. Mengacu pada terminologi Alquran, misi mulai tersebut rahmatan lil ‘alamin (rahmat bagi semesta alam).

Toleransi tidak akan bisa terwujud jika hanya dalam bentuk himbauan semata, melainkan harus melalui proses pendidikan untuk menanamkannya.

Guna mewujudkan kehidupan masyarakat Indonesia yang sarat keberagaman pastilah bukan hal yang mudah, sehingga membutuhkan konsep-konsep pendidikan khususnya konsep Pendidikan Agama Islam yang berwawasan multikultural. Melalui pendidikan multikultural, akan tersedia kesempatan bagi siapapun untuk bisa belajar tanpa membedakan gender, kelas sosial, etnis, ras dan karakteristik kultural. Bentuk pengembangan pendidikan multikultural pun akan disesuaikan karena di setiap daerah akan berbeda-beda sesuai dengan permasalahan yang dihadapi.

Adapun nilai-nilai toleransi yang ada dalam kehidupan masyarakat Jambi, khususnya di Desa Batanghari dan Desa Muaro Jambi adalah :

1. Saling menghormati

Sikap saling menghormati yang dimaksud adalah masyarakat muslim Jambi memiliki sikap tidak melakukan persaingan dan banding membandingkan dengan capaian yang telah diraih masyarakat non-muslim. Masyarakat muslim Jambi memiliki sikap menerima setiap kemajuan dan keberhasilan oleh kelompok non- muslim, salah satunya dalam hal ekonomi. Masyarakat Jambi menghormati baik itu usaha perekonomian, pekerjaan ataupun kehidupan sosial non-muslim yang pada beberapa hal lebih menonjol.

Masyarakat muslim di Desa Batanghari dan Desa Muaro Jambi memberi kesempatan bagi masyarakat non-muslim untuk membuka usaha, seperti membuka usaha rumah makan atau sama-sama bekerjasama menjadi pengaman kegiatan acara keagamaan seperti menjadi tukang parkir dan sebagainya. Masyarakat saling bekerjasama antara satu dengan lainnya agar bisa membawa keuntungan ekonomis bagi semua.

Pendidikan Agama Islam Multikultural mengajarkan tentang saling menghormati semua orang tanpa diskriminatif. Sikap menghormati orang lain bukan berarti tidak menghargai jati diri sendiri dan mengorbankan kepentingan diri sendiri. Saling menghormati bisa dalam bentuk sikap menjaga agar tidak terjadi kekerasan melalui munculnya sikap berbagi diantara semua orang ataupun kelompok.

2. Kebebasan Beragama

Kebebasan beragama yang dimaksud adalah masyarakat Jambi memberikan:

kebebasan dan kesempatan kepada masyarakat non-muslim untuk bisa beribadah sesuai agama dan kepercayaannya, asalkan tidak melanggar norma-norma sosial yang telah disepakati. Masyarakat muslim Jambi juga memberikan kesempatan kepada masyarakat non-muslim untuk melaksanakan ajaran agamanya sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat sekitar.

Di Desa Batanghari dan Desa Muaro Jambi warga saling melakukan silaturahmi antar masyarakat. Pendidikan Agama Islam Multikultural mengajarkan keluhuran terkait menghargai perbedaan nilai-nilai yang berbeda dengan agama lain. Nilai pendidikan Islam untuk memberi kesempatan kepada orang lain untuk menjalankan haknya dalam menganut agama dan kepercayaannya melalui sikap empati dan simpati dalam keragaman agama.

3. Menerima Keberadaan Orang Lain

Sikap menerima keberadaan orang lain yang ditunjukkan oleh masyarakat muslim Jambi adalah menerima sepenuh hati adanya keberagaman yang ada di masyarakat. Masyarakat menyadari tentang eksistensi keberadaan muslim berada di tengah keragaman budaya dan agama yang ada. Selain itu, masyarakat muslim Jambi dalam proses aktivitas sosial tetap mengikutsertakan keberadaan non- muslim, seperti musyawarah terkait pengelolaan desa atau musyawarah dalam rangka penentuan keputusan kemajuan kepentingan bersama. Semua masyarakat dilibatkan dalam musyawarah, baik itu muslim ataupun non-muslim untuk bisa memberi masukan.

Masyarakat muslim dan non-muslim di Desa Batanghari dan Desa Muaro Jambi biasanya selalu melakukan musyawarah saat hendak menentukan sebuah keputusan. Tokoh masyarakat desa memberikan kesempatan kepada seluruh warga untuk memberikan ide dan gagasan seperti pada saat pembahasan program kerja desa, pembangunan infrastruktur desa dan kegiatan insidental lainnya.

Mengakui keberadaan orang non-muslim dan sesama muslim dengan segala kelebihan dan kekurangannya membawa pada perilaku saling menghargai antara di masyarakat. Masyarakat muslim Jambi berusaha menerima sudut pandang pemikiran masyarakat non-muslim dengan sudut pandang mereka sendiri, karena jika menggunakan sudut pandang Islam pastilah akan muncul konflik dan gesekan. Pendidikan Agama Islam Multikultural mengajarkan tentang bagaimana hidup berdampingan dalam kemajemukan agama dan budaya yang ada di masyarakat tanpa merasa terancam dengan keberadaan orang lain yang beda agama. Selain itu, menerima kehadiran orang lain dengan segala keberagaman dan ekspresi budaya yang dimiliki serta diposisikan sebagaimana mestinya, bukan dengan memaksakan untuk masuk dalam sebuah konsepsi agamanya sendiri.

4. Berpikir Positif

Adapun bentuk berpikir positif yang dilakukan oleh masyarakat muslim Jambi adalah dengan membiasakan sikap baik sangka kepada orang lain. Semua anggota masyarakat dalam kehidupan sosial hidup saling menyayangi, menghormati dan tidak saling menyakiti. Semua lini masyarakat diberi kesempatan untuk memiliki kedudukan yang sama sehingga tidak muncul buruk sangka dalam lingkup sosial.

Masyarakat muslim Desa Batanghari dan Desa Muaro Jambi mengedepankan sikap baik sangka antar sesama anggota masyarakat. Masyarakat muslim tidak terjebak pada sikap ekstrim kiri maupun kanan. Pemikiran ini membawa dampak pada adanya kesadaran bahwa agama Islam adalah agama yang luwes, tidak sewenang-wenang dengan sesama manusia meskipun beda agama dan selalu menjaga keharmonisan lingkungan sekitar.

Berpikir positif merupakan salah satu nilai luhur dari Pendidikan Agama Islam Multikultural agar dalam kehidupan tidak terdapat diskriminasi. Kehidupan sosial yang memberikan hak yang sama dari semua kalangan untuk mendapatkan apa yang sudah menjadi haknya. Harapannya adalah dengan segala pemenuhan hal terpenuhi sesuai porsinya, maka tidak muncul buruk sangka dan prasangka di dalam diri masing-masing anggota masyarakat.

Oleh karena itu, Pendidikan Agama Islam Multikultural kepada masyarakat muslim Jambi bersama tokoh masyarakat setempat. Menerapkan bilai-nilai toleransi tersebut dengan memberikan harapan dalam kehidupan sosial kemasyarakatan sehingga bisa diterapkan saat berdampingan dengan orang lain meskipun berbeda agama. Adapun nilai-nilai toleransi yang telah berhasil diterapkan dalam masyarakat sosial Jambi adalah saling menghormati antar sesama , kebebasan beragama, menerima keberadaan orang lain dan bertoleransi.

(Popi Paswa Murani, Mahasiswa UIN Jakarta, Program Studi Pendidikan Agama Islam)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image