Jumat 23 Jun 2023 14:36 WIB

Ciri Orang yang Rajin Dzikir dan Doa

Manusia diingatkan untuk senantiasa berdzikir dan berdoa.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Muhammad Hafil
Ciri Orang yang Rajin Dzikir dan Doa. Foto:   Dzikir (ilustrasi)
Foto: Republika TV
Ciri Orang yang Rajin Dzikir dan Doa. Foto: Dzikir (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Sebagai bagian dari adab, umat Islam dianjurkan untuk senantiasa berdzikir (mengingat Allah) dan berdoa. Adakah ciri yang nampak terlihat dari orang yang rajin berdzikir dan berdoa?

Pakar Ilmu Alquran KH Ahsin Sakho menjelaskan, membaca doa dalam keseharian umat Islam begitu ditekankan. Bahkan mulai dari bangun tidur, menjalankan aktivitas, hingga kembali tidur pun terdapat doa-doa harian yang menyertainya.

Baca Juga

"Apabila doa-doa harian senantiasa dibaca dan diresapi, seorang hamba (cirinya) akan selalu diliputi rasa syukur dan ketenangan. Auranya tenang," kata Kiai Ahsin dalam kajian live streaming, di Ahsin Sakho Center, Jumat (23/6/2023).

Membaca doa dan wirid merupakan adab dan akhlak umat Islam. Di balik itu, terdapat sejumlah alasan mengapa umat Islam perlu membaca doa dan wirid dalam menjalani aktivitas sehari-hari.

Beliau menjelaskan, Allah memerintahkan manusia untuk senantiasa mengingat Diri-Nya. Dalam kondisi apapun, manusia dituntut untuk mengingat Allah SWT. Dan cara untuk mengingat Allah dapat ditempuh dengan menghaturkan doa serta membaca wirid harian.

“Allah menyuruh kita untuk memperbanyak ingat kepada Allah, perbanyak dzikir. Karena kita itu adalah makhluk ciptaan Allah. Allah inginkan agar hubungan kita dengan Allah tercipta dalam hubungan yang harmonis, hubungan yang bagus,” ujarnya.

Hal ini sebagaimana firman Allah dalam Alquran Surah Al-Ahzab ayat 41: “Ya ayyuhalladzina amanuu-dzkuruullaha dzikran katsiran." Yang artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, berzikirlah kamu semuanya dengan sebanyak-banyak zikir (mengingat Allah)."

Karena manusia adalah makhluk ciptaan Allah, kata KH Ahsin, maka Allah berkeingian agar hubungan Allah dengan hamba-Nya dapat tercipta dalam hubungan  yang harmonis.

Sebab, Allah menciptakan manusia itu dalam rangka untuk beribadah atau menyembah kepada Allah. Dalam rangka unt beribadah itulah, beliau menekankan, maka manusia diperintahkan Allah untuk selalu mengingat Tuhannya dalam keadaan apapun.

“Saat kita terlahir, kita diadzani. Lalu begitu besar, dalam keadaan kaya-miskin, diberi jabatan, kita harus selalu mengingat Allah. Kita resapi, kita hanya seorang hamba,” kata Kiai Ahsin.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement