Jumat 05 May 2023 15:30 WIB

PLN Cetak Rekor Laba, Oversuplai Listrik Berhasil Diatasi

PLN mencatatkan laba bersih sebesar Rp 14,4 triliun.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolandha
PT PLN (Persero) resmi mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung terbesar di Indonesia dengan kapasitas 561 kilowatt peak (Kwp) di kawasan Tambak Lorok, Semarang, Sabtu (9/4/2023). PLN mencatatkan laba bersih sebesar Rp 14,4 triliun.
Foto: Dok PLN
PT PLN (Persero) resmi mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung terbesar di Indonesia dengan kapasitas 561 kilowatt peak (Kwp) di kawasan Tambak Lorok, Semarang, Sabtu (9/4/2023). PLN mencatatkan laba bersih sebesar Rp 14,4 triliun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Capaian PT PLN (Persero) mencatatkan laba bersih terbesar sepanjang sejarah dalam kinerja keuangan tahun 2022 dinilai menjadi keberhasilan perusahaan setrum pelat merah itu mengatasi kondisi over suplai listrik yang sebelumnya terjadi.

Berdasarkan laporan keuangan 2022 (audited), PLN mencatatkan laba bersih sebesar Rp 14,4 triliun atau lebih tinggi 124 persen dari target yang ditetapkan Pemerintah sebesar Rp 6,4 triliun.

Baca Juga

Peneliti Asosiasi Ekonomi dan Politik Indonesia (AEPI) Salamudin Daeng menjelaskan, capaian kinerja PLN selama 2022 membalikkan keadaan beberapa tahun sebelumnya. Sebab pada 2020 lalu PLN mengalami oversuplai listrik hingga 30 persen.

“Sebenarnya, sekarang keluar dari zona rugi saja sudah untung. Ternyata, setelah melihat laporan keuangannya, ada kenaikan dari penjualan, dan tentu ini juga faktor dari pemulihan ekonomi,” kata Salamuddin dalam keterangannya, Jumat (5/5/2023).

PLN tercatat berhasil meningkatkan penjualan listrik sebesar 6,3 persen dari 257,6 Terrawatt hour (TWh) pada tahun 2021, menjadi 273,8 TWh pada 2022. Hal ini berdampak pada meningkatnya pendapatan penjualan tenaga listrik 7,7 persen dari Rp 288,9 triliun pada tahun 2021, menjadi Rp 311,1 triliun pada tahun 2022.

Salamudin mengatakan PLN sulit melakukan pengembangan bisnis, karena aturan pemerintah yang ketat. Karenanya, bila PLN ingin melakukan inovasi, harus mengikuti aturan-aturan yang ada. Seperti misalnya ihwal ketentuan tarif dasar listrik, harga batu-bara ataupun gas bumi yang sudah ditetapkan pemerintah.

“Kalau dicermati dari laporan keuangan PLN (2022), terjadi beberapa penyusutan biaya di beberapa bidang dan itu sangat membantu. Dari hal ini, efisiensi terlihat dilakukan,” ujarnya.

Kinerja PLN pada tahun lalu juga dinilai Salamuddin sebagai hasil perbaikan dari koordinasi internal perusahaan. Mulusnya proses Holding – Subholding di tubuh PLN cukup membantu perseroan dalam melakukan transformasi bisnis.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement