Senin 24 Apr 2023 14:09 WIB

Mengapa Islam Jadikan Maaf-memaafkan Sebagai Solusi?

Maaf-memaafkan adalah ajaran mulia dalam Islam

Rep: Andrian Saputra / Red: Nashih Nashrullah
Saling jabat tangan (ilustrasi). Maaf-memaafkan adalah ajaran mulia dalam Islam
Foto: REPUBLIKA
Saling jabat tangan (ilustrasi). Maaf-memaafkan adalah ajaran mulia dalam Islam

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA— Meminta maaf dan memaafkan sama-sama perbuatan yang mulia. Orang yang mau meminta maaf atas kesalahannya mencerminkan pribadi yang tawadhu, berani, dan bertanggung jawab atas perbuatannya. 

Sedang orang yang mau memaafkan kesalahan orang lain mencerminkan pribadi yang sabar, ikhlas, berjiwa pemaaf, dan mampu meredam nafsu amarah.  

Baca Juga

Ketua Majelis Taklim dan Dzikir Baitul Muhibbin, Habib Abdurrahman Asad Al habsyi, menjelaskan kata maaf berasal dari bahasa Arab al-‘afwu yang artinya sikap memberi ampun terhadap kesalahan orang lain tanpa ada rasa benci, sakit hati, atau balas dendam. 

Allah SWT menyebut dirinya sebagai ‘Afuwwun yang artinya Mahapemaaf. Sebagaimana firman-Nya dalam Alquran surat An Nisa ayat 149.  

إِن تُبۡدُواْ خَيۡرًا أَوۡ تُخۡفُوهُ أَوۡ تَعۡفُواْ عَن سُوٓءٍ۬ فَإِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَفُوًّ۬ا قَدِيرًا “Jika kamu melahirkan sesuatu kebaikan atau menyembunyikan atau memaafkan sesuatu kesalahan orang lain, maka sesungguhnya Allah Mahapemaaf lagi Mahakuasa." (QS An Nisa 149) 

Karena itu menurut Habib Al Habsyi, momentum Idul Fitri merupakan kesempatan yang sangat berharga untuk bertemu dengan setiap sanak keluarga untuk saling meminta maaf dan memberi maaf.  

"Pertemuan secara fisik sekarang ini sangatlah mahal. Mudik untuk lebaran dengan segenap perjuangan dan kerepotannya sesungguhnya dilakukan dalam kerangka memenuhi kebutuhan mendasar manusia, yaitu kebutuhan perennial. Kebutuhan berupa maaf. Memaafkan adalah solusi, sedangkan memupuk dendam adalah delusi. Memaafkan membawa Anda kepada kebahagiaan. Tidak memaafkan menarik Anda kepada kegelisahan," kata Habib Abdurrahman Al Habsyi dalam keterangan tertulisnya yang diterima Republika.co.id pada Senin (24/4/2023). 

Habib Abdurrahman mengatakan memaafkan berarti menyucikan dan mencerahkan. Sementara orang yang memiliki dendam justru mencemari dan menggelapkan diri. 

Dia mengatakan orang yang mudah memaafkan lebih sehat secara fisik dan mental karena lebih bahagia. Penelitian mutakhir menunjukkan, orang pemaaf memiliki kesehatan yang lebih baik, mendapat dukungan sosial yang lebih kuat (artinya lebih banyak punya teman yang setia). 

Orang yang mau minta maaf dan yang memaafkan akan terhindar dari penyakit fisik dan psikis, seperti depresi, stres, dan kecemasan serta lebih kurang mengalami masalah dalam hubungan interpersonal.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement