Senin 13 Feb 2023 12:35 WIB

Asah Kreativitas Siswa, SMAM 4 Depok Pentaskan Tiga Lakon Drama

Pementasan itu diharapkan meningkatkan kreativitas dan rasa percaya diri siswa.

SMA Muhammadiyah 4 Depok menggelar pementasan seni drama siswa di aula SMAM 4 Depok, Sabtu (11/2/2023).
Foto: Dok SMAM 4 Depok
SMA Muhammadiyah 4 Depok menggelar pementasan seni drama siswa di aula SMAM 4 Depok, Sabtu (11/2/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- SMA Muhammadiyah 4 Depok menggelar pementasan seni drama siswa di aula SMAM 4 Depok, Sabtu (11/2/2023). Dalam pementasan seni drama ini, para siswa mementaskan tiga lakon drama yang digelar secara bergantian.

Ketiga judul lakon tersebut, yaitu 'Si Pitung' oleh kelas XI MIPA 1, lakon 'Jogja Revenge' oleh kelas XI IPS, dan lakon 'Timun Mas Versi Hulk' oleh kelas XI MIPA 2. Pementasan drama ini ramai dihadiri penonton yang datang dari berbagai kalangan.

Baca Juga

Mulai dari siswa/pelajar, orang tua siswa, para guru, dan tamu undangan. Dalam pembukaan sebelum pementasan, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum Farulliana Sari mengungkapkan, pementasan seni drama siswa kelas XI ini diharapkan bisa meningkatkan kreativitas dan rasa percaya diri pada diri siswa. "Ibu berharap dengan adanya kegiatan ini bisa menambah kreativitas dan kepercayaan diri anak-anakku semua di kelas sebelas," ujarnya.

Sementara itu, guru bahasa Indonesia, Mela Santika, mengungkapkan bahwa di kelas XI ada materi tentang drama pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Di antaranya membahas tentang identifikasi babak dan alur, serta mendemonstrasikan drama. Jadi, pementasan ini bagian dari mendemonstrasikan materi drama.

Mela mengungkapkan dirinya cukup puas dengan penampilan para siswa dalam pementasan drama tersebut. “Puas, dengan persiapan yang cukup singkat, dari Desember 2022-Januari 2023 dan Februari 2023  pentas, walaupun masih ada kekurangan-kekurangan. Saya rasa cukup puas dengan karya pementasan ini,” tuturnya.

Lakon yang diambil dalam pementasan ini diangkat dari cerita rakyat yang dimodernisasi. “Karena saya mengambil cerita rakyat, ada materi tentang hikayat. Maka materi itu dikolaborasikan dengan drama. Nah, supaya tidak monoton, materinya dimodernisasi dengan kondisi yang relevan saat ini,” kata Mela. 

Dia mengungkapkan, naskah dan alur drama berasal dari ide para siswa. “Naskahnya pun mereka buat sendiri. Kenapa versi modern? Melihat anak sekarang mudah bosan dengan cerita yang monoton, jadi diberi sesuatu yang berbeda agar lebih enak ditonton dan menghibur. Ini juga menumbuhkan rasa cinta mereka terhadap sastra,” ungkapnya.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement