Ahad 12 Feb 2023 16:48 WIB

IPB University Ekspor Perdana Tempe Beku 17,2 Ton ke Korea Selatan

Potensi pasar tempe di Korea Selatan cukup besar.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Fuji Pratiwi
IPB University berhasil melakukan ekspor perdana tempe beku sebanyak 17,2 ton ke Korea Selatan. Momen ini dilangsungkan di Jakarta, Sabtu (11/2/2023).
Foto: dok IPB University
IPB University berhasil melakukan ekspor perdana tempe beku sebanyak 17,2 ton ke Korea Selatan. Momen ini dilangsungkan di Jakarta, Sabtu (11/2/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- IPB University berhasil melakukan ekspor perdana tempe beku sebanyak 17,2 ton ke Korea Selatan. Momen ini dilangsungkan di Jakarta, Sabtu (11/2/2023). Produk ini adalah inovasi dari Program Matching Fund Kedai Reka 2022 dengan inovator IPB University yaitu Prof Made Astawan, Prof Tutik Wresdiyati, dan Dr Andi Early Febrinda.

Wakil Rektor Bidang Inovasi dan Bisnis/Kepala Lembaga Kawasan Sains dan Teknologi (LKST) IPB University, Prof Erika Budiarti Laconi, menyampaikan rasa bangganya karena telah melakukan ekspor tempe beku yang merupakan hasil kerjasama IPB University dengan Rumah Tempe Azaki (RTA). Tempe adalah makanan asli Indonesia yang sudah bisa mendunia.

Baca Juga

"Ke depan kita berharap, tempe ini bisa diekspor ke Eropa. Hasil karya ini harus mendunia tidak hanya di Indonesia dan seluruh inovasi IPB University dapat dirasakan langsung oleh masyarakat," ujar Erika dalam keterangan tertulisnya, Ahad (12/2/2023).

Inovator tempe beku IPB University, Prof Made Astawan menjelaskan, tempe adalah pangan fungsional dan hadiah Indonesia untuk dunia karena mengandung komponen gizi dan bioaktif yang berguna untuk kesehatan. Ia menambahkan, tempe telah dinobatkan sebagai salah satu superfood di dunia.

Menurutnya, masyarakat luar negeri ingin mengonsumsi tempe tetapi iklimnya tidak mendukung sehingga ini menjadi salah satu peluang pasar bagi Indonesia untuk melakukan ekspor. Tentu tidak mudah melakukan ekspor ke negara yang sangat ketat terhadap penerapanan peraturan pangan.

Oleh karena itu tempe produksi RTA telah dilengkapi dengan empat jenis sertifikat, yaitu sertifikat halal, Standar Nasional Indonesia (SNI), izin edar Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), dan Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP). "Tempe produksi RTA dengan merek dagang Azaki juga telah memenuhi persyaratan mutu tempe yang berlaku di Asia, yaitu Codex Regional Asia," ucap Made Astawan.

Direktur Rumah Tempe Azaki, Cucup Ruhiyat, mengatakan, potensi pasar tempe di Korea Selatan cukup besar karena orang Indonesia yang tinggal di Korea Selatan sangat banyak. Ini adalah awal target pasar RTA dan mudah-mudahan volume ekspor akan terus bertambah.

"Dengan adanya kerja sama dengan IPB University kita akan terus tingkatkan kualitas dan bisa menjaga kepercayaan pasar yang telah ada," ungkap Cucup.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement