Kamis 09 Feb 2023 20:17 WIB

Haru, Pasutri Ini Gantikan Almarhum Putranya Wisuda di UIN Walisongo

Almarhum Hariyo merupakan sosok mahasiswa yang ulet.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
Pasangan suami istri, Drs Budiyono dan Siti Lestari, saat menerima ijazah almarhum putranya pada acara wisuda Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo periode Februari 2023, yang dilaksanakan di kampus UIN Walisongo Semarang, Kamis (9/2).
Foto: dok. Humas UIN Walisongo
Pasangan suami istri, Drs Budiyono dan Siti Lestari, saat menerima ijazah almarhum putranya pada acara wisuda Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo periode Februari 2023, yang dilaksanakan di kampus UIN Walisongo Semarang, Kamis (9/2).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Pasangan Drs Budiyono dan Siti Lestari tak kuasa menahan haru usai nama putranya, almarhum Hariyo Triyuli Subagio disebut di antara nama-nama wisudawan yang diminta menuju ke atas panggung acara wisuda Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo, Semarang, periode Februari 2023, Kamis (9/2/2023).

Namun, keduanya tetap tegar melangkah bersama ke atas panggung untuk mengikuti prosesi penyerahan ijazah, bersama para wisudawan jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi lainnya.

Dan Budiyono pun tak mampu lagi membendung air matanya, saat prosesi penerimaan ijazah putranya yang diserahkan langsung oleh Rektor UIN Walisongo, Prof Imam Taufiq.

Rektor UIN Walisongo turut membesarkan hati mereka sambil  memberikan ucapan selamat. Momen ini lantas menjadi pemandangan yang cukup mengharukan bagi seluruh yang hadir di Auditorium 2 Kampus 3 UIN Walisongo Semarang.

 

Alm Hariyo Triyuli Subagio merupakan salah satu nama wisudawan di antara 1.518 mahasiswa UIN Walisongo yang mengikuti prosesi wisuda periode Februari 2023 ini. Mahasiswa jurusan BPI ini gigih menyelesaikan kuliahnya di tengah perjuangannya melawan penyakit kanker paru-paru yang diderita, sebelum Allah SWT ‘memanggilnya’ pada 23 Januari lalu.

Alm Hariyo Triyuli Subagio SSos harus menghadap Sang Khaliq di tengah perjuangannya melawan sakitnya, yang di saat bersamaan almarhum tetap peduli dengan pendidikannya.

Hal ini terlihat dari perjuangannya menyelesaikan penelitian skripsi yang berjudul Bimbingan Agama Islam untuk Meningkatkan Religiusitas Pedagang Asongan di Sekolahan Terminal Sakila Kerti Kota Tegal.

“Almarhum Hariyo memberikan contoh dari sebuah hadis, bahwa mencari ilmu itu sejak dari buaian hingga ke liang lahat,” ungkap rektor UIN Walisongo.   

Bagi kedua orang tuanya, alm Hariyo merupakan sosok anak yang tidak banyak bicara, sedikit tertutup, dan penurut terhadap orang tua. Hobinya bermain futsal, bulutangkis, dan bersepeda.

Semasa hidupnya selalu meminta doa kepada keluarga agar cepat sembuh dari penyakitnya. Hariyo anak yang soleh, tidak pernah macam-macam, dan taat dalam beragama.

“Bahkan di perjuangan melawan sakitnya dia tidak pernah mengeluh dan tidak mau merepotkan kedua orang tua,” ungkap Budiyono.

Sementara itu, Ketua Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam, Dr Ema Hidayanti, menyampaikan almarhum merupakan sosok mahasiswa yang ulet. Meskipun dalam kondisi sakit dan harus menjalani kemoterapi tetap mengerjakan skripsi dengan baik.

“Biasanya setiap habis pengobatan di rumah sakit, ia sekaligus mengikuti bimbingan dengan diantar oleh ayahnya,” jelas Ema.

Alm Hariyo merupakan anak terakhir dari tiga bersaudara. Ia divonis mengidap penyakit kanker paru-paru sejak 2021.

Kepada ibunya, almarhum selalu menyampaikan sangat ingin diwisuda dan menyampaikan terima kasih kepada dosen atas semua nasehat dan motivasi yang sudah diberikan. “Hingga para dosen memahami dan mengerti kondisi tersebut,” tambahnya.

Dalam momen wisuda yang penuh khidmat, wakil rektor UIN Walisongo bersama jajaran senat, ribuan wisudawan, dan tamu undangan sejenak menundukkan kepala dan berdoa agar almarhum diterima di sisi Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan ketabahan.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement