Kamis 09 Feb 2023 18:13 WIB

Menko Airlangga Pastikan Harga Komoditas Kelapa Sawit Tetap Meningkat

Kenaikan harga komoditas di tingkat global turut mendorong pertumbuhan ekonomi.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Friska Yolandha
Pekerja memindahkan buah sawit yang baru dipanen dari truk kecil ke truk yang lebih besar di perkebunan kelapa sawit di Deli Serdang, Sumatera Utara, Indonesia, 23 Mei 2022. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan harga sawit akan tetap meningkat.
Foto: EPA-EFE/DEDI SINUHAJI
Pekerja memindahkan buah sawit yang baru dipanen dari truk kecil ke truk yang lebih besar di perkebunan kelapa sawit di Deli Serdang, Sumatera Utara, Indonesia, 23 Mei 2022. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan harga sawit akan tetap meningkat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengakui, harga komoditas kelapa sawit tahun ini memang lebih rendah dibandingkan tahun lalu. Meski begitu, kata dia, berdasarkan kajian sejak 1 Februari tetap ada peningkatan.

Seperti diketahui, kenaikan harga komoditas di tingkat global turut mendorong tingginya pertumbuhan ekonomi nasional. "Salah satu sektor yang menjadi katalis dalam mendorong kinerja ekonomi nasional yakni sektor pertanian yang memiliki capaian pertumbuhan ekspor hingga 6,53 persen year on year (yoy) dari Rp 329,4 triliun pada 2021 menjadi Rp 350,9 triliun pada 2022," ujar Airlangga dalam konferensi pers usai melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Perladangan dan Komoditas Malaysia Dato' Sri Fadillah Yusof di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta, Kamis (9/2/2023).

Baca Juga

Kinerja solid ekspor sektor pertanian, kata dia, salah satunya didominasi oleh komoditas minyak sawit sebagai urutan teratas ekspor. Produksi minyak sawit di Indonesia sendiri menunjukkan angka sebesar 46,8 juta ton pada 2022, sebagian besar produksi digunakan untuk memenuhi konsumsi dalam negeri. 

Pemerintah juga berupaya mendorong perkembangan industri minyak sawit melalui berbagai kebijakan. “Pemerintah Indonesia telah meluncurkan program B35. Inisiatif ini diharapkan dapat meningkatkan ketahanan dan kemandirian energi sekaligus menghemat devisa 10.75 miliar dolar AS," jelas dia.

Dengan mengurangi 34,9 juta ton emisi Gas Rumah Kaca, sambungnya, akan mendukung transisi Indonesia menuju energi yang adil dan inklusif. Airlangga menuturkan salah satu upaya yang dapat dilakukan Indonesia dan Malaysia dalam mendorong industri minyak sawit yakni fokus pada pengembangan petani kecil dengan meningkatkan penyerapan produk di dalam negeri serta mendorong percepatan hilirisasi. 

Penguatan aspek keberlanjutan kelapa sawit melalui skema sertifikasi nasional yakni ISPO dan MSPO juga perlu terus dilakukan. Terlebih saat ini Sekretariat CPOPC juga telah mengeluarkan Global Framework Principles for Sustainable Palm Oil (GFP-SPO).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement