Kamis 09 Feb 2023 16:23 WIB

Sikap Tamak Menjadikan Manusia Hina di Hadapan Allah SWT

Tamak adalah sifat yang buruk dan hina di hadapan Allah.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
 Sikap Tamak Menjadikan Manusia Hina di Hadapan Allah SWT. Foto: Ilustrasi tamak/serakah/rakus
Foto: Pixabay
Sikap Tamak Menjadikan Manusia Hina di Hadapan Allah SWT. Foto: Ilustrasi tamak/serakah/rakus

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Tamak adalah sikap yang buruk, agama Islam melarang umatnya bersikap tamak terhadap harta, kedudukan dan jabatan. Menurut Syekh Ibnu Athaillah as-Sakandari, sikap tamak akan menjadikan seseorang hina di hadapan Allah SWT.

"Dahan-dahan kehinaan tidak akan tumbuh, kecuali jika yang ditanam adalah benih ketamakan." (Syekh Ibnu Athaillah as-Sakandari dalam kitab Al-Hikam)

Baca Juga

Kamu tidak akan mendapatkan kehinaan, kecuali jika kamu tamak dengan sesuatu selain Allah SWT. Tamak kepada selain Allah SWT bisa berupa tamak kepada harta, kedudukan, jabatan, dan lain sebagainya. ltu hanyalah godaan duniawi semata yang akan membuat kamu hina dan rendah.

Kamu akan terus diiringi kerugian dalam setiap amalan. Ketika kamu bersedekah, namun tujuannya ingin mendapat pujian, maka kamu akan mendapatkan kehinaan di hadapan-Nya, walaupun kamu mendapatkan pujian di ha­dapan manusia. Begitu juga halnya dengan amalan-amalan dan berbagai ibadah lainnya.

Jika kita ingin tamak, maka tamaklah dengan ridho Allah SWT. Apapun yang kita lakukan, hendaklah bertu­juan untuk mendapatkan karunia-Nya.

Allah SWT Penguasa di alam semesta ini. Hanya Allah SWT yang bisa membuat kamu terkenal atau terpandang di hadapan manusia. Jikalau Allah SWT menginginkannya maka kamu akan dibuat-Nya dikenal manusia dan dihormati.

Sebaliknya, jika Allah SWT ingin menghinakan kamu maka Dia akan merendahkan kamu walaupun kamu berpura-pura baik di hadapan seluruh manusia. Dia adalah Dzat Yang Maha Kuasa terhadap segala sesuatu.

Hal ini dijelaskan Syekh Ibnu Athaillah as-Sakandari dalam kitab Al-Hikam dengan penjelasan tambahan oleh Penyusun dan Penerjemah Al-Hikam, D A Pakih Sati Lc dalam buku Kitab Al-Hikam dan Penjelasannya yang diterbitkan penerbit Noktah tahun 2017.

Terjemah kitab Al-Hikam oleh Ustaz Bahreisy menambah penjelasan perkataan Syekh Athaillah. Ia menjelaskan, sifat tamak atau rakus adalah bibit dari segala macam kehinaan dan kerendahan.

Abu Bakar Al-Warraq Al Hakiem mengatakan, seandainya sifat tamak itu dapat ditanya, "Siapa ayah kamu?" Pasti jawabnya, "ragu terhadap takdir Allah SWT."

Jika tamak ditanya, "Apa pekerjaan kamu?" Jawabnya, "Merendahkan diri." Jika tamak ditanya, "Apa tujuan kamu?" Jawabnya, "Tidak dapat apa-apa."

 

Ketika Sayyidina Ali bertanya kepada Al Hasan Al Basry, "Apa yang dapat merusak agama?" Al Hasan Al Basry menjawab, "Tamak (rakus)."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement