Kamis 09 Feb 2023 14:22 WIB

Hanya 10 persen Sekolah di Bandung yang Miliki Kantin Sehat

Data IDAI mengungkapkan, setidaknya ada 1.645 anak di Indonesia mengalami diabetes.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Agus Yulianto
Anak-anak melihat jajanan pada kantin sehat di sekolah.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Anak-anak melihat jajanan pada kantin sehat di sekolah.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kementerian Kesehatan melaporkan terjadinya lonjakan tajam kasus diabetes pada anak di 2023. Peningkatan ini, berdasarkan data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), 70 kali lipat lebih tinggi sejak 2010 lalu. 

Data IDAI mengungkapkan, setidaknya ada 1.645 anak di Indonesia yang mengalami diabetes, didominasi oleh anak berusia 10 hingga 14 tahun.    Salah satu upaya pencegahan untuk menekan lonjakan kasus diabetes melitus pada anak adalah dengan mengatur kadar gula, garam dan lemak. Sedangkan langkah lain yang dapat dilakukan adalah dengan menyediakan fasilitas kantin sehat di sekolah-sekolah. 

Baca Juga

Sementara itu, berdasarkan data Dinas Pendidikan Kota Bandung, dari 1.154 sekolah hanya 10 persen atau 115 sekolah saja yang telah dilengkapi fasilitas kantin sehat. Sub Koordinator Kelembagaan dan Peserta Didik Sekolah Dasar Dinas Pendidikan Kota Bandung Risman Al Isnaeni menegaskan, Disdik telah bekerja sama dengan UPT Puskesmas untuk melakukan monitoring dan evalusi kantin-kantin sekolah, dan mengarahkan agar dapat bertransformasi menjadi kantin sehat.   

Dia mengungkapkan, bahwa sejatinya setiap sekolah diwajibkan menyediakan kantin sehat. Namun, sejak merebaknya pandemi Covid-19 dan sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) diterapkan, banyak kantin yang tutup. 

Saat ditanya terkait pengaturan pedagang jajanan di sekitar sekolah, Risman mengakui, tidak memiliki wewenang untuk melakukannya. “Kalau di luar sebetulnya tidak boleh karena bisa menggangu. Makanya, sekolah berkoordinasi dengan kewilayahan, karena itu (penjual di luar area sekolah) bukan ranah sekolah,” ujarnya. 

Dia juga meminta seluruh sekolah di Kota Bandung agar kembali menghidupkan kantin-kantin sehat, dengan lebih selektif dalam memiliki pedagang dan jenis makanan yang dijajakan di kantin sekolah. Upaya lain yang dilakukan adalah dengan mengedukasi pelajar tentang bahaya mengonsumsi makanan yang memiliki resiko buruk pada kesehatan.  

“Seperti kemarin adanya Cikbul (Ciki Kebul), kita meneruskan surat edaran dari Dinas Kesehatan (Dinkes) lalu kita meneruskan informasi tersebut ke tiap sekolah agar memberikan edukasi kepada siswa dalam mengkomsumsi jajanan di sekolah,” ungkapnya. 

“Kita juga dorong dengan program UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) tiap tahun, dan sekarang arahnya banyak untuk kantin-kantin sehat,” pungkasnya.  

Sebelumnya, Wali Kota Bandung Yana Mulyana menganggap, bahwa gaya hidup tidak sehat adalah alasan terkuat melonjaknya kasus diabetes anak. Oleh karenanya, dia meminta, orang tua maupun pihak sekolah untuk dapat mengedukasi dan membiasakan pola hidup sehat pada anak-anak. 

“Yang penting sekarang adalah menjaga dan mengedukasi anak agar bisa menjalankan pola hidup sehat,” tegasnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement