Rabu 08 Feb 2023 15:07 WIB

Dosen Unsil Tasikmalaya Diduga Lakukan Pelecehan, Mahasiswa: Rahasia Umum!

Sejumlah mahasiswa mengaku dosen Unsil tersebut terkenal genit ke mahasiswi

Rep: Bayu Adji Prihammanda/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Sejumlah mahasiswa melintas di depan baliho yang berisi ajakan menolak kekerasan seksual, di lingkungan Kampus Universitas Siliwangi (Unsil), Kota Tasikmalaya, Rabu (8/2/2023).
Foto: Republika/ Bayu Adji P
Sejumlah mahasiswa melintas di depan baliho yang berisi ajakan menolak kekerasan seksual, di lingkungan Kampus Universitas Siliwangi (Unsil), Kota Tasikmalaya, Rabu (8/2/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Seorang dosen di Universitas Siliwangi (Unsil) Tasikmalaya diduga melakukan kekerasan seksual kepada sejumlah mahasiswa. Kasus itu kini masih diinvestigasi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).

Berdasarkan data yang dihimpun Republika, dosen berinisial EDH itu mengajar di Fakultas Ekonomi Unsil. Lelaki yang telah mengajar lebih dari 30 tahun itu juga kerap menjadi dosen pembimbing skripsi mahasiswa.

Baca Juga

Salah seorang mahasiswa Unsil yang tak mau disebutkan namanya, mengatakan perilaku dosen itu memang dikenal kurang baik, khususnya terhadap mahasiswi. Sudah menjadi rahasia umum bahwa doses itu terkenal genit.

"Sudah rahasia umum. Dia memang cunihin (genit)," kata mahasiswa tingkat akhir itu, Rabu (8/2/2023).

Ia mengaku pernah diajar oleh dosen tersebut. Di dalam kelas, tak jarang dosen itu memegang tangan atau bahu mahasiswa saat sedang mengajar.

Menurut dia, kabar bahwa dosen tersebut genit bukan merupakan informasi baru. Sejak ia masuk ke Unsil, sudah banyak omongan miring tentang dosen tersebut.

Ia bersyukur kasus itu bisa terangkat. Sebab, banyak mahasiswi yang sudah resah dengan perilaku dosesn tersebut. Menurut dia, sudah ada lebih dari lima orang yang menjadi korban dosen tersebut.

"Semoga bisa ditindak dengan sanksi yang semestinya," kata perempuan itu.

Salah satu perempuan lainnya juga menyatakan hal yang serupa. Hampir seluruh mahasiswa di Fakultas Ekonomi mengetahui perilaku genit dosen tersebut.

"Sudah sejak lama seperti itu," kata perempuan yang merupakan alumni Fakultas Ekonomi Unsil itu.

Perempuan itu mengaku dibimbing oleh dosen itu ketika mengerjakan skripsi. Tak jarang, dosen itu meminta mahasiswa yang hendak bimbingan datang ke rumahnya.

"Kadang kalau bimbingan di rumahnya, tapi Alhamdulillah saya nggak pernah mengalami yang tidak-tidak," kata dia.

Namun, menurut dia, sudah banyak laporan dari mahasiswi lain bahwa dosen tersebut sering bertindak tidak mengenakan. Bahkan, sejumlah mahasiswi pernah melaporkan kasus itu.

"Tapi mental lagi karena tidak ada bukti. Alhamdulillah sekarang bisa terungkap," kata perempuan yang enggan disebut namanya itu.

Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan Unsil, Gumilar Mulya, mengatakan, pihaknya telah mendapat laporan terkait dugaan kekerasan seksual yang dilakukan dosen tersebut. Saat ini, pihaknya sedang melakukan investigasi terkait kasus itu.

"Memang benar apa yang sudah dilihat di lapangan. Ada indikasi terjadinya kekerasan seksual," kata dia, Rabu.

Menurut dia, laporan itu pertama diterima dari Satuan Tugas (Satgas) Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) Unsil terkait adanya perbuatan tidak senonoh dari dosen yang mengajar di Fakultas Ekonomi itu. Satgas PPKS juga disebut telah meminta keterangan korban dan mengumpulkan barang bukti lainnya, berupa rekaman CCTV.

Setelah itu, Satgas PPKS melaporkan kasus itu ke pihak Rektorat Unsil. Rektor Unsil kemudian melaporkan kasus itu ke Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).

"Karena sudah ada bukti, kami berani melaporkan. Kami berkomitmen untuk memberantas kekerasan seksual," ujar dia.

Ia juga meminta korban yang pernah mengalami kekerasan seksual oleh dosen yang bersangkutan untuk melapor ke Satgas PPKS. Pihaknya akan serius menindaklanjuti kasus itu. Apabila perbuatan itu terbukti, pihaknya akan melakukan tindakan sesuai aturan yang berlaku.

"Tak perlu takut. Jangan sungkan untuk melapor," kata Gumilar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement