Selasa 07 Feb 2023 20:56 WIB

Konversi BBM ke Gas, PGN Melalui Gagas Tandatangani MoU dengan PDSI

Gagas akan mendukung pemanfaatan gas bumi termasuk di lingkungan Subholding Hulu

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Gita Amanda
Sejumlah truk tangki pengangkut BBM Pertamina mengisi bahan bakar di tangki timbun SPBU Kompak Satu harga di pulau Karimunjawa Besar, Kecamatan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Kamis (5/1) sore. Sebelumnya 20 unit truk tangka BBM berkapasitas total 100 kilo liter (KL) di kpalkan dengan KRI Makassar (590) untuk mengatasi ketahanan stok BBM yang makin menipis akibat cuaca buruk dan gelombang laut tinggi.
Foto: Dok Republika
Sejumlah truk tangki pengangkut BBM Pertamina mengisi bahan bakar di tangki timbun SPBU Kompak Satu harga di pulau Karimunjawa Besar, Kecamatan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Kamis (5/1) sore. Sebelumnya 20 unit truk tangka BBM berkapasitas total 100 kilo liter (KL) di kpalkan dengan KRI Makassar (590) untuk mengatasi ketahanan stok BBM yang makin menipis akibat cuaca buruk dan gelombang laut tinggi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT PGN Tbk sebagai Subholding Gas Pertamina beserta afiliasi terus mendukung upaya PT Pertamina (Persero) untuk memenuhi komitmen mencapai net zero emission pada tahun 2060. Salah satu upaya yang dilakukan adalah optimasi pemanfaatan gas bumi di lingkungan Pertamina group.

Setelah penggunaan gas bumi dalam bentuk Compressed Natural Gas (CNG) untuk kendaraan pengangkut BBM milik PT Pertamina Patra Niaga yang diproyeksikan dapat mengkonversi sebanyak 300 mobil tangki di 2025, afiliasi Subholding Gas PT Gagas Energi Indonesia (“Gagas”) melakukan penandatanganan MoU Program Konversi BBM ke Gas Bumi dengan PT Pertamina Drilling Services Indonesia (“PDSI”) pada Senin, 6 Februari 2023 bertempat di MCC Building, Jakarta.

Baca Juga

Acara penandatanganan ini dihadiri langsung oleh Direktur Utama Gagas, Muhammad Hardiansyah, Direktur Utama PDSI Rio Dasmanto, dan Direktur Operasi dan Komersial, Dian Kuncoro. Penandatanganan disaksikan langsung oleh CEO Subholding Upstream Pertamina Wiko Migantoro dan Komisaris Utama Gagas, Micheal Umbas.

Muhammad Hardiansyah, Direktur Utama Gagas menjelaskan bahwa Gagas berkomitmen untuk dapat memenuhi kebutuhan pemanfaatan gas bumi di lingkungan Subholding Pertamina, termasuk di Subholding Hulu. “Gagas akan mendukung pemanfaatan gas bumi termasuk di lingkungan Subholding Hulu. Harapannya pemanfaatan gas bumi di PDSI akan memberkan kontribusi positif termasuk untuk mendukung dekarbonisasi di lingkungan Pertamina Group. Pemanfaatan gas bumi diharapkan dapat mengurangi emisi yang dihasilkan sekitar 10 persen-20 persen,” jelas Hardiansyah, 7/2/2023.

Untuk langkah awal program konversi atau pilot project ini akan mulai dilakukan untuk Wilayah Operasi PDSI di Rokan, Riau dan Subang, Jawa Barat. Direktur Utama PDSI, Rio Dasmanto dalam sambutannya menjelaskan terdapat dua tujuan utama kerja sama antara PDSI dan Gagas.

“Pertama mendapatkan efisiensi dari penggunaan BBG dan kedua untuk mendukung pelaksanaan program yang sejalan dengan Environmental Social Governance (“ESG”). Penggunaan BBG untuk infrastruktur yang ada di PDSI harapannya dapat menghasilkan saving dan efisiensi yang cukup besar. Selain itu, penggunaan BBG diharapkan dapat mendukung pelaksanaan ESG utamanya terkait penurunan karbon,” ungkap Rio Dasmanto.

Rio juga mengungkapkan, jika pilot project ini berhasil dan menunjukkan hasil yang positif, maka proses konversi kemungkinan dapat diimplementasikan di seluruh wilayah operasional PDSI.

Upaya optimasi pemanfaatan gas bumi sebagai energi transisi menjadi salah satu prioritas program yang dilakukan oleh Pertamina bersama Subholding. Selain untuk sektor industri dan komersial, upaya dekarbonisasi juga terus dilakukan oleh Subholding Gas melalui pengembangan gas bumi untuk sektor transportasi melalui konversi truk, light vehicle hingga sepeda motor. Selain perannya sebagai energi transisi, kehadiran gas bumi juga dapat dilihat sebagai alternative energi yang lebih ramah lingkungan dan murah.

“Pemanfaatan gas bumi baik di sektor industri, komersial maupun transportasi, harapannya akan memberikan kontribusi positif tidak hanya bagi Perusahaan tetapi juga bagi negara khususnya dalam hal ketergantungan terhadap impor energi. Saat ini pasokan gas bumi yang ada seluruhnya berasal dari sumber pasokan dalam negeri,” kata Hardiansyah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement