Selasa 07 Feb 2023 16:07 WIB

Sepanjang 2022, Holding PTPN III Bukukan Laba Bersih Rp 5,51 triliun

Laba konsolidasi Rp 5,51 triliun adalah yang tertinggi sepanjang sejarah holding

Sepanjang 2022, Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) mencapai produktivitas tertinggi sepanjang sejarah perusahaan. Kinerja  tersebut, tak lepas dari keberhasilan PTPN Group dalam melakukan transformasi perseroan. Laba konsolidasi Rp 5,51 triliun adalah yang tertinggi sepanjang sejarah holding
Foto: Istimewa
Sepanjang 2022, Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) mencapai produktivitas tertinggi sepanjang sejarah perusahaan. Kinerja tersebut, tak lepas dari keberhasilan PTPN Group dalam melakukan transformasi perseroan. Laba konsolidasi Rp 5,51 triliun adalah yang tertinggi sepanjang sejarah holding

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sepanjang 2022, Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) mencapai produktivitas tertinggi sepanjang sejarah perusahaan. Kinerja  tersebut, tak lepas dari keberhasilan PTPN Group dalam melakukan transformasi perseroan.

Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III Mohammad Abdul Ghani, mengatakan adanya transformasi menyeluruh yang dilakukan sejumlah lini bisnis dan anak perusahaan, perseroan mampu menghasilkan kinerja positif khususnya komoditi utama PTPN Group. Dari lini bisnis sawit misalnya, kata Abdul Ghani, sepanjang 2022 rata-rata produktivitas Tandan Buah Segar meningkat 3,4 persen dari tahun sebelumnya.

Begitu juga dengan produktivitas crude palm oil (CPO), yaitu mencapai lebih lima ton per hektare atau meningkat 3,6 persen dari tahun sebelumnya, sementara produktivitas rata-rata CPO nasional tahun 2022 hanya 3,9 ton /Ha. 

"Bahkan, 150 ribu hektare dari 450 ribu hektare tanaman produktif, mencapai protas hingga di atas 5,6 ton CPO per hektare, lebih tinggi dari capaian produktivitas perusahaan best practices terbaik nasional,” ujarnya Selasa (7/2/2023).

Seiring peningkatan produktivitas tersebut, laba konsolidasi Holding Perkebunan Nusantara PTPN III sebesar Rp 5,51 triliun atau naik sebesar 19 persen dari tahun sebelumnya, juga menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah perusahaan.

"Seluruh jajaran yang telah berkomitmen menjalankan transformasi untuk perbaikan kinerja,” ucapnya.

Menurutnya penjualan meningkat lima persen dibandingkan tahun sebelumnya menjadi Rp56 triliun. Sementara itu, margin pendapatan sebelum pajak, bunga, depresiasi, dan amortisasi atau EBITDA, yang menjadi faktor mendasar kinerja keuangan perseroan sebesar Rp13,56 triliun atau lima persen di atas anggaran 2022 (RKAP 2022). 

Harga jual komoditi sawit juga meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, rata-rata harga CPO 2022 sebesar Rp12.489/kg, sedangkan di 2021 sebesar Rp11.293/kg. “Selain harga jual yang baik, serta produktivitas yang meningkat, laba yang diperoleh 2022 juga dipengaruhi oleh cash cost (exclude biaya pemupukan) yang berhasil diturunkan hingga sebesar empat persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Menurut Abdul, pencapaian kinerja tersebut menunjukan transformasi bisnis yang dilakukan secara menyeluruh, melalui tiga Pilar Pertumbuhan Perusahaan: yaitu Optimalisasi Portofolio dan Operational Excellence, Commercial Excellence dan Ekspansi Hilir, serta Optimalisasi Aset dan Kemitraan Strategis; dan dua Pendukung Dasar, yaitu: Pengembangan Kapabilitas dan Budaya serta Peningkatan Sistem dan Teknologi, berjalan dengan baik. 

"Artinya, upaya-upaya tersebut ke depan akan terus kita lakukan untuk lebih mengoptimalkan lagi kinerja perusahaan,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement