Selasa 07 Feb 2023 13:16 WIB

Turki Tutup Sekolah Selama Sepekan Usai Bencana Gempa Bumi

Sejauh ini 2.834 bangunan telah hancur akibat gempa dengan magnitudo 7,7.

Rep: Mabruroh/ Red: Friska Yolandha
Gempa berkekuatan terjadi M 7,4 di selatan Turki, tepatnya di Kahramanmaras, Gaziantep, Osmaniye, Senin (6/2/2023).
Foto: Dok. Dompet Dhuafa
Gempa berkekuatan terjadi M 7,4 di selatan Turki, tepatnya di Kahramanmaras, Gaziantep, Osmaniye, Senin (6/2/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Turki mengumumkan penutupan sekolah hingga 13 Februari di seluruh negeri menyusul gempa mematikan yang mengguncang 11 provinsi. Gempa pada Senin (6/2/2023) kemarin, telah merenggut ribuan nyawa dan menyebabkan kehancuran besar-besaran.

“Sekolah akan ditutup selama seminggu untuk fokus pada rehabilitasi setelah gempa dan menghitung kerugian,” kata Menteri Pendidikan Mahmut Ozer di Malatya dilansir dari Daily Sabah, Selasa (7/2/2023).

Baca Juga

Menteri dan wakilnya mengadakan pertemuan krisis di zona bencana. Petugas menyiapkan daftar sekolah yang tidak rusak dengan tempat tinggal, hotel guru, sekolah dan pusat olah raga, untuk menampung korban gempa.

Dalam upaya untuk mengurangi krisis, kementerian mengirimkan bantuan darurat ke 11 provinsi yang terkena dampak gempa. Sementara psikolog setempat menuju ke zona bencana untuk memberikan dukungan kepada para korban.

Data terbaru menyebutkan sebanyak 2.379 orang tewas ketika dua gempa bumi besar, 7,7 magnitudo dan 7,6 magnitudo serta 185 gempa susulan melanda bagian tenggara negara itu. Otoritas Manajemen Bencana dan Darurat Turkiye (AFAD) mengatakan 130 gempa susulan dilaporkan setelah gempa, dan sejauh ini 2.834 bangunan telah hancur.

Wakil Presiden Fuat Oktay mengatakan selain jumlah korban tewas yang terus bertambah, sebanyak 14.483 orang mengalami luka-luka. Gempa bumi itu dirasakan di 11 provinsi, termasuk Malatya, Sanlıurfa, Osmaniye dan Diyarbakir.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement