Ahad 05 Feb 2023 15:07 WIB

Pemkot Bandung Optimalkan Program Sekolah Kang Pisman

Dalam sehari, Kota Bandung mampu menghasilkan lebih dari 1.500 ton sampah.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Agus Yulianto
Wali Kota Bandung Yana Mulyana.
Foto: Republika/Dea Alvi Soraya
Wali Kota Bandung Yana Mulyana.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wali Kota Bandung Yana Mulyana mengungkapkan sejumlah persoalan di Kota Bandung yang hingga kini belum dapat teratasi. Salah satunya adalah persoalan sampah. 

Yana membeberkan, bahwa dalam sehari, Kota Bandung mampu menghasilkan lebih dari 1.500 ton sampah. Kondisi ini, diperparah dengan tidak maksimalnya fungsi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti.

Baca Juga

“Tempat pembuangan akhir wilayah bandung raya itu sedang bermasalah, jadi truk pengangkut sampah yang biasanya bisa melakukan 2-3 ritase, kini hanya bisa 1-2 ritase saja dan ini bisa berpotensi terjadinya penumpukan sampah di Kota Bandung,” ungkapnya, akhir pekan. 

 Salah satu upaya yang dilakukan selain memaksimalkan fungsi Tempat Pembuangan Sementara (TPA) sebagai tempat pengolahan sampah, adalah dengan mengoptimalkan program Sekolah Kang Pisman (kurangi, pisahkan, manfaatkan). Meski terbuka untuk umum, namun generasi muda merupakan kelompok usia yang paling disasar dalam program ini. 

 

Aryasatya Imtiaz Sandy, Muhammad Azhar Hafiz, dan Reza Arya Pratama adalah tiga dari banyak pelajar yang menaruh minat untuk mempelajari pengolahan sampah. Siswa SMKN 154 Bandung ini bahkan telah menghabiskan waktu tiga bulan lamanya untuk mempelajari teknik-teknik pengolahan sampah.  

 "Di sini saya baru tahu, sampah bisa jadi biopori, pupuk juga bahan yang bermanfaat lainnya," kata Aryasatya.

Selama berada di Cibunut, ketiganya memperoleh bimbingan dan pelatihan tentang penanganan sampah, mulai dari cara memilih, memilah, dan memanfaatkannya. "Kita juga bejalar membuat Mikro Organisme Lokal (Mol)," sambungnya.

Dia berharap, seusai mengikuti pelatihan di Sekolah Kang Pisman, ia dan teman-temannya mampu mempraktekkan langsung di rumah dan lingkungan sekitarnya. "Beres studi ini saya berharap bisa menerapkan Kang Pisman di sekolah juga di wilayah rumah, mudah-mudahan bermanfaat, "ujarnya. 

Di tempat yang sama, Ketua RW 07 Cibunut, Herman menerangkan, Kang Pisman di wilayahnya sudah berjalan 8 tahun. Saat ini, penerapan Kang Pisman bukan hanya skala RT atau RW, tapi sudah pada skala kelurahan. 

Menurutnya, antusiasme warga terhadap Kang Pisman juga cukup tinggi. "Selama 8 tahun ini, Alhamdulillah 80 persen masyarakat sudah menerapkan Kang Pisman," katanya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement