Ahad 05 Feb 2023 06:06 WIB

Dugaan Percobaan Penculikan di Ciamis, Polisi Dalami Kemungkinan Lain

Terduga pelaku yang mencoba membawa seorang siswa itu masih belum teridentifikasi.

Rep: Bayu Adji P / Red: Agus Yulianto
Kapolres Ciamis, AKBP Tony Prasetyo Yudhangkoro mengatakan, polisi masih belum menemukan keterangan baru terkait aksi dugaan percobaan penculikan anak.
Foto: Polres Ciamis
Kapolres Ciamis, AKBP Tony Prasetyo Yudhangkoro mengatakan, polisi masih belum menemukan keterangan baru terkait aksi dugaan percobaan penculikan anak.

REPUBLIKA.CO.ID, CIAMIS -- Aparat kepolisian masih terus melakukan pendalaman terkait dugaan perobaan penculikan anak yang terjadi di SDN 1 Mekarjadi, Kecamatan Sadananya, Kabupaten Ciamis, pada Rabu (1/2/2023). Hingga saat ini, terduga pelaku yang mencoba membawa seorang siswa sekolah itu saat sedang belajar masih belum teridentifikasi. 

Kapolres Ciamis, AKBP Tony Prasetyo Yudhangkoro, mengatakan, polisi masih belum menemukan keterangan baru terkait aksi dugaan percobaan penculikan anak itu. Namun, pihaknya masih terus melakukan pendalaman, termasuk mengenai kemungkinan adanya permasalahan internal keluarga korban.

Baca Juga

"Pihak keluarga sudah kami minta keterangan, tapi baru sebatas wawancara. Kami masih mencoba mendalami dugaan kemungkinan adanya konflik dalam keluarga," kata dia saat dikonfirmasi Republika, Sabtu (4/2/2023).

Tony mengatakan, polisi juga telah menyampaikan ciri-ciri terduga kepada keluarga korban. Namun, pihak keluarga mengaku tidak ada yang kenal dengan yang memiliki ciri-ciri seperti terduga pelaku. 

"Kami juga belum bisa mengidentifikasi terduga. Mangkanya kami masih terus periksa saksi sebanyak mungkin," kata dia.

Atas adanya kejadian itu, ia meminta masyarakat dan pihak sekolah untuk lebih waspada. Namun, masyarakat juga tak perlu khawatir berlebihan.

Dia juga meminta, masyarakat tidak perlu berasumsi macam-macam terlebih dulu. Apabila terdapat hal yang mencurigakan, masyarakat diminta langsung lapor petugas tanpa perlu melakukan aksi kekerasan terlebih dahulu. 

"Soalnya ada beberapa kejadian di beberapa kabupaten/kota, di mana masyarakat terlalu takut berlebihan, akhirnya ada ODGJ di pinggir jalan dimassa ramai-ramai dikira penculik. Kan kasihan," kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement