Sabtu 04 Feb 2023 19:28 WIB

Galeri Investasi Bursa Efek, Sarana Unisa Bandung Memasuki Perdagangan Internasional

Tujuan adanya galeri investasi ialah sebagai sarana belajar mahasiswa UNISA Bandung

Universitas Aisyiyah (Unisa) Bandung menggelar program percepatan peraihan pengetahuan tentang perdagangan internasional, dengan membuka dan meresmikan Galeri Investasi Bursa Efek di kampus 2 Unisa Bandung, Jalan Palasari No 9-A Bandung, Jumat (3/2 2023).
Foto: Unisa
Universitas Aisyiyah (Unisa) Bandung menggelar program percepatan peraihan pengetahuan tentang perdagangan internasional, dengan membuka dan meresmikan Galeri Investasi Bursa Efek di kampus 2 Unisa Bandung, Jalan Palasari No 9-A Bandung, Jumat (3/2 2023).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Universitas Aisyiyah (Unisa) Bandung menggelar program percepatan peraihan pengetahuan tentang perdagangan internasional, dengan membuka dan meresmikan Galeri Investasi Bursa Efek di kampus 2 Unisa Bandung, Jalan Palasari No 9-A Bandung, Jumat (3/2 2023). Galeri yang diinisasi oleh Fakultas Ekonomi Bisnis dan Ilmu Sosial (FEBIS) Unisa Bandung ini, sebagai upaya terobosan mengantarkan mahasiswa dan sivitas akademika Unisa Bandung memasuki dunia perdagangan internasional.

Acara peresmian Galeri Invesati Bursa Efek merupakan hasil kerjasama antara UNISA Bandung  dengan DX Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Phintraco Sekuritas dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Selain peresmian Galeri Invesasi Bursa Efek, juga diadakan seminar tentang pasar modal bertema  “Investasi vs Resesi”, yang menampilkan pembicara Febriyanti Dimaelita (Pengawas Pasar Modal KR 2 Jawa Barat OJK), Sri Herlinawati (Capital Market Konsultan Kantor Perwakilan  BEI Jabar),  dan Megasari J Putri  (Senior Executive Relationship PT Phintraco Sekuritas). Forum dialog yang dipandu oleh Sarah Sentika (Kaprodi Perdagangan Internasional  (FEBIS), berlangsung hangat karena paparan mengenai bursa efek dan pasar modal merupakan hal penting di masa kini.

Baca Juga

Dalam sambutannya, Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jawa Barat diwakili oleh Wakil Ketua PWA Jabar, Heni Nur’aeni dan Rektor Unisa Bandung, Tia Setiawati, menyambut baik dibuka dan diresmikannya Galeri Invesati di kampus Unisa Bandung tersebut. Alasannya, hal itu merupakan kebutuhan urgen dan signifikan bagi para mahasiswa khususnya dalam meraih pengetahuan serta pengalaman tentang pasar modal, investasi, dan wacana perdagangan internasional.

“Tujuan adanya galeri investasi ialah sebagai sarana belajar mahasiswa UNISA Bandung tentang bursa efek dan pasar modal secara langsung. Mahasiswa bisa lebih nyata melakukan praktik pembelajaran bagaimana berinteraksi di bursa efek sekaligus bagaimana mengelola pasar modal,” kata Tia Setiawati, dalam siaran persnya.

Berkaitan eksistensi Galeri Investasi ini, Heni Nur’aeni berharap semoga mahasiswa bisa aktif lagi, masyarakat pun bisa memanfaatkan galeri investasi bursa efek ini sebagai salah satu media untuk meningkatkan kesejahteraannya. “Belajar tentang bursa efek dan pasar modal ini, sungguh sangat penting bagi khususnya para mahasiswa di Prodi Perdagangan Internasional,” tuturnya.

Menjadi investor muda

Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia Jeffrey Hendrik mengemukakan, kehadiran galeri investasi BEI ini mampu mempermudah mahasiswa UNISA Bandung belajar dunia investasi dan pasar modal. Dirinya yakin adanya pemahaman terkait saham, obligasi, serta berbagai hal lainnya terkait bursa efek dan pasar modal pada mahasiswa dapat mendorong mereka untuk belajar menjadi investor muda.

Lewat peresmian galeri di UNISA Bandung ini tentu harapannya adalah akan lebih mempermudah bagi sivitas akademika, terutama adik-adik mahasiswa untuk bisa mulai belajar investasi di pasar modal. “Dengan mulai belajar investasi tentunya diharapkan di masa depan kelak  adik-adik mahasiswa kita bisa ikut menikmati potensi pertumbuhan pasar modal kita yang luar biasa besar,” ujarnya dalam siaran pers.

Sementara itu, dalam sambutannya, Plt Direktur Utama PT Phintraco Sekuritas, Sriwati Widjaja mengemukakan,  Di Era ini banyak investasi ilegal yang menghantui dunia pasar modal Indonesia dengan iming iming keuntungan yang besar dalam waktu yang cepat. Galeri Investasi ini memberikan  wacana perencanaan yang strategis serta  kegiatan untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di pasar modal.

Mewaspadai tawaran investasi

Kepala Bagian Pengawasan Pasar Modal KR2 Jabar OJK, Tjandra Nyata Kusuma mengatakan, eksistensi Galeri Investasi di kampus Unisa Bandung ini akan memperluas jangkauan calon investor untuk lebih mengenal investasi sehingga dapat memberikan layanan yang lebih, khususnya kepada mahasiswa sehingga produk investasi dapat diketahui dan dipahami secara baik.

“Tantangan OJK hingga kini yakni bagaimana mendorong peningkatan lieterasidan inkluasi keuangan, khususnya inklusi keuangan di pasar modal berikut berbagai produk investasinya. Nah, adanya Galeri Investasi ini merupakan upaya untuk hal tersebut,” ujar Tjandra.

Berdasarkan survei indeks literasi tahun 2022, ungkap Tjandra, menunjukkan indeks literasi pasar modal hanya sekitar 4, 11 persen. Ini masih lemah dibandingan dengan indeks literasi sektor yang lain terutama  perbankan. Selain itu, indeks inklusi keuangan tercatat hanya 5, 9 persen. Hal itu bermakna merupakan tugas kita bersama untuk meningkatkan literasi dan inkluasi keuangan agar seimbang dengan sektor-sektor yang lain.

Selain itu, maraknya penawaran illegal dengan basis teknologi informasi serta memberikan skema skema dengan janji-janji seolah pasti  Hal ini tentu menjadi tantangan berkelanjutan bagi OJK untuk waspada yang dalam hal ini OJK juga masuk dalam Satgas Investasi untuk lebih aktif mengedukasi masyarakat.

“Kehadiran Galeri Investasi ini diharapkan menjadi sarana yang efektif untuk memperkenalkan pasar modal dan terbuka bagi semua kalangan masyarakat dalam mewaspadai tawaran investasi illegal.Intensitasnya sosialisasi tentang investasi dan pasar modal merupakan hal penting dalam mendorong terhindarnya masyarakat tertipu oleh investasi ilegal,” ujar Tjandra.

Menyinggung tentang demogravi investor, Tjandra mengatakan, bahwa investor usia muda mulai mendominasi pasar modal. Usia di bawah 30 tahun ternyata ada sekitar 58 persen mendominasi sebagai pelaku investor. Adapun yang berusia antara 31 tahun sampai 40 tahun tercatat ada sekitar 22,46 persen. Sedangkan yang berusia di atas 41 tahun ada sekitar 18 persen.

"Dengan begitu, tidaklah berlebihan bila saya menyimpulkan bahwa investor muda merupakan harapan baru bagi perkembangan pasar modal di masa mendatang. Sungguh pasar modal merupakan peluang besar bagi peningkatanan karier dan usaha," kata Tjandra.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement