Rabu 01 Feb 2023 08:24 WIB

Food Estate Dorong Kebermanfaatan Luas untuk Petani

Pembukaan lahan untuk Food Estate tersebut pada 2020 mencapai 29,4 ribu hektare.

Petani menyemprot hama wereng (ilustrasi)
Foto: dokpri
Petani menyemprot hama wereng (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Program Food Estate atau ketahanan pangan nasional i dirasakan manfaatnya oleh petani. Hingga saat ini, pemerintah terus berupaya agar perjalanan program ketahanan pangan tersebut maksimal. 

Seperti yang diungkapkan oleh Timang, petani dari Kelompok Tani Ulin Berkarya Desa Garung, Kec. Jabiren Raya. Kab. Pulang Pisau, dirinya mengucapkan terima kasih kepada pemerintah dengan adanya lahan yang diberikan saat ini di lahan Food Estate.

Baca Juga

"Awal mulanya tanah kami ini merupakan lahan untuk padi gunung dan karet, yang tidak setiap waktu bisa kami manfaatkan, sebab jika turun hujan dan air dalam, sudah tidak bisa. Berkat adanya bantuan, kami bisa merubah lahan untuk menjadi padi sawah, dan mengilangkan sistem bakar untuk padi gunung. Jadi lahan seluas 20 hektar bisa kami manfaatkan setiap waktu tanpa kenal musim," kata Timang kepada media, Selasa (31/1/2023).

Selanjutnya, kata Timang, dengan adanya pembukaan lahan baru Food Estate tersebut sangat membantu pihaknya untuk melakukan aktivitas pertanian, pasalnya, jarak yang ditempuh akan lebih dekat.

"Lebih Enak sekarang menanam padi, dekat dengan tempat kita, karena kalau karet kan harus masuk hutan dulu, jadi ya Food Estate dinilai bantu kesejahteraan kami sebagai masyarakat, pak," kata Timang.

Hingga saat ini, kata Timang, produktivitas pertanian dilahan Food Estate pun sudah mulai terasa, meski dirinya baru melakukan satu kali panen, karena lahan tersebut baru dibuka pada tahun 2022 lalu.

"Ini baru penanaman kedua, karena kita baru memulai, jadi (tahun) 2022 baru 1 kali panen. Sempat ada keterlambatan karena faktor alam, saat air dalam tidak bisa ditaburkan benih, jadi ini yang susah," katanya.

Menurut Timang, untuk di Kalimantan Tengah, umumnya para petani menghadapi pasang surut air sungai yang tidak dapat mereka kendalikan, karena bisa datang sewaktu-waktu. Oleh karena itu, pihaknya mengharapkan peran pemerintah untuk dapat menyediakan saluran irigiasi dengan sistem buka-tutup. 

"Kalau tanam yang pertama bisa menghasilkan 120 kaleng karena kita kan tidak pakai sistem timbang, 1 kaleng bisa antara 10 hingga 12 Kg. Jadi mulai penanaman pertama berhasil, kami mau yang kedua lebih berhasil lagi," tutup Timang. 

Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) buka suara soal tudingan yang menyebut proyek food estate atau lumbung pangan di Kalimantan Tengah gagal. 

Mentan SYL mengatakan, Berdasarkan data terakhir Kementerian Pertanian, pembukaan lahan untuk program Food Estate tersebut pada 2020 mencapai 29,4 ribu hektare.

"Food estate itu adalah antisipasi dari potensi alih fungsi lahan. Jadi Kalimantan Tengah ada orang bilang tidak berhasil enggak betul," kata dia dalam rapat kerja nasional Kementerian Pertanian (Kementan) di Hotel Bidakara Jakarta, seperti dilansir dari Antara

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement