Selasa 31 Jan 2023 13:30 WIB

Mahasiswa UGM Ciptakan Aplikasi Layanan Ramah Disabilitas

Aplikasi ini juga membantu bagi yang memiliki lemah fisik seperti ibu hamil.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Yusuf Assidiq
Mahasiswa UGM, Faqih Husaen, pencipta Accesive.id teknologi berupa aplikasi layanan ramah disabiltas.
Foto: Dokumen
Mahasiswa UGM, Faqih Husaen, pencipta Accesive.id teknologi berupa aplikasi layanan ramah disabiltas.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Faqih Husaen menciptakan inovasi teknologi berupa aplikasi layanan ramah disabiltas yang diberi nama Accessive.id. Dalam aplikasi tersebut disediakan informasi aksesibilitas suatu tempat bagi penyandang disabilitas seperti disabilitas fisik, lansia, orang sakit, maupun khalayak lainnya.

"Jadi kami mengembangkan aplikasi ini untuk memfasilitasi mobilitas disabilitas sehingga bisa merencanakan tempat yang dikunjungi dengan lebih mudah. Tak hanya membantu disabilitas saja, tetapi aplikasi ini juga membantu bagi yang memiliki lemah fisik seperti ibu hamil, lansia, maupun orang sakit," kata Muhammad Faqih.

Ia menceritakan pengembangan aplikasi tersebut berawal dari kondisi dirinya dan almarhum kakaknya yang merupakan disabilitas daksa. Ia dan sang kakak memiliki keterbatasan gerak karena menderita Duchenne Muscular Dystrophy (DMD).

Penyakit itu menyebabkan penderitanya mengalami penurunan fungsi otot sehingga mengalami kelumpuhan kaki. Kondisi tersebut menginspirasinya untuk membuat aplikasi yang dapat membantunya dan para penyandang disabilitas dalam mengakses infromasi layanan yang ramah disabilitas.

 

"Latar belakang pengembangan aplikasi ini dari kondisi pribadi sebagai penyandnag disabilitas daksa sering menemui tempat yang tidak aksesibel serta tidak ada fasilitas bagi penyandang disabilitas. Tidak adanya fasilitas dan akses bagi disabilita sini jadi membatasi saat beraktivitas," ujarnya.

Faqih mulai mengembangkan aplikasi Accessive.id sejak 2020 lalu. Pengembangan dilakukan dengan pendanaan dari program 1,000 Satrtup Digital Kemenkominfo.

Mahasiswa Ilmu Komputer FMIPA UGM angkatan 2019 tersebut merancang aplikasi itu bersama dengan kedua rekannya yakni mahasiswa Magister Manajemen UGM, Bima Indra Permana, dan alumnus SV UGM, Gaksa Gantara.

Pria asal Turi, Sleman ini menyebutkan, saat ini aplikasi masih berada dalam tahapan beta testing. Namun masyarakat sudah bisa mengakses aplikasi ini melalui playstore secara gratis.

Sebagai informasi Accessive.id memiliki empat fitur utama yakni pencarian tempat, detail aksesibilitas tempat, ulasan, serta open collaborative platform. Melalui fitur pencarian tempat, pengguna dapat menelusuri tempat melalui maps maupun list.

Lalu lewat fitur detail aksesibilitas, pengguna bisa melihat informasi yang tersedia di suatu tempat seperti fasilitas ram, deskripsi audio dan fasilitas lainnya untuk semua disabilitas, lansia, serta kelemahan fisik lainnya.

Sedangkan fitur ulasan menyediakan tempat bagi penggunan untuk bercerita dan membagikan pengalaman tempat-tempat yang telah dikunjungi. Terakhir fitur open collaborative platform memberikan kesempatan bagi pengguna untuk membantu menambahkan berbagai informasi layanan disabilitas yang dimiliki suatu tempat.

"Data yang berhasil dikumpulkan ada 80 informasi tempat yang ada di DIY seperti kampus, tempat makan, hotel, stasiun, tempat ibdah dan lainnya. Kami pun akan terus menambah informasi tempat lainnya," kata dia.

Aplikasi tersebut berhasil mewakili Indonesia untuk berkompetisi di ajang International Intellectual Property atau IPITEX di Bangkok, Thailand, pada 1-7 Februari 2023. Ini merupakan kegiatan pameran invensi sekaligus kompetisi yang mempertemukan para inventor dan peneliti dari berbagai negara dunia untuk memamerkan ide maupun produk baru kepada produsen, investor dan masyarakat luas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement