Sabtu 28 Jan 2023 17:47 WIB

Muslim di Carolina Utara Minta Masjid Universitas Shaw Dibuka Lagi

Masjid Universitas Shaw dibangun dengan hadiah dari keluarga Kerajaan Arab Saudi.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Ani Nursalikah
Muslim di Carolina Utara Minta Masjid Universitas Shaw Dibuka Lagi
Foto: About Islam
Muslim di Carolina Utara Minta Masjid Universitas Shaw Dibuka Lagi

REPUBLIKA.CO.ID, RALEIGH -- Komunitas Muslim di Raleigh, Carolina Utara, Amerika Serikat meminta agar otoritas Universitas Shaw membuka kembali masjid di kampus itu agar Muslim lokal dapat beribadah. Komunitas Muslim mempertanyakan alasan mengapa masjid kampus hingga saat ini belum dibuka kembali. 

 

Baca Juga

Masjid Universitas Shaw ditutup krisis Covid-19. Namun, setelah melalui fase itu, kampus memutuskan tidak membukanya kembali. Sementara, berbeda dengan kapel Kristen di kampus itu yang telah dibuka untuk umum untuk kebaktian rutin. Perwakilan universitas belum menjelaskan keputusan itu kepada umat Muslim setempat. 

 

Pada Jumat (27/1/2023), puluhan pengunjuk rasa Muslim memanjatkan doa atas masalah mereka yang belum bisa lagi beribadah di kampus itu. “Itu murni diskriminasi, murni dan sederhana," kata Imam Juma Mussa, seperti dilansir WRAL News pada Sabtu (28/1/2023).

 

"Keyakinan kami karena kami Muslim. Ini adalah universitas yang berafiliasi dengan Baptis. Anda memiliki satu tempat ibadah yang buka dan yang lain tidak," kata pengacara Nigel Edwards.

 

Dalam sebuah pernyataan, Universitas Shaw mengatakan mereka menanggapi protes baru-baru ini. Universitas Shaw menghormati hak Amandemen Pertama individu untuk berkumpul secara damai dan menyuarakan keprihatinan mereka.

Seperti yang diumumkan sebelumnya, Pusat Studi Internasional di kampus Universitas Shaw terbuka dan tersedia untuk digunakan bagi mahasiswa yang terdaftar. Akses ke masjid oleh mahasiswa Shaw dikoordinasikan melalui kantor Chaplain Universitas. 

 

Setelah pandemi, masjid kampus hanya akan tersedia untuk mahasiswa Universitas Shaw yang terdaftar saat ini. Jam operasi pusat yang telah direvisi akan dikomunikasikan langsung kepada mahasiswa.

 

Edwards menunjukkan masjid dan bangunan di dalamnya dibangun pada 1983 dengan hadiah satu juta dolar dari keluarga Kerajaan Arab Saudi dengan syarat akan menjadi masjid komunitas. "Bangunan ini tidak akan ada di sini jika bukan karena sumbangan umat Islam untuk mendirikan gedung ini dan sebuah masjid di dalamnya. Itulah kondisi yang diterima Universitas Shaw ketika mereka menerima uang itu," kata Edwards.

Mussa mengatakan ironis bahwa sebuah sekolah yang memainkan peran besar dalam gerakan hak-hak sipil 60 tahun lalu dituduh melakukan diskriminasi agama. Universitas Shaw adalah universitas swasta Baptis, jadi tidak diwajibkan secara hukum untuk mengakomodasi agama lain. Sementara itu, Dewan Nasional Hubungan Amerika-Islam menyerukan kampus untuk berbalik arah dan membuka kembali masjid untuk kepentingan kebebasan beragama.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement