Kamis 26 Jan 2023 16:20 WIB

Lulusan Profesi Arsitek UII Diharapkan Mampu Bersaing di Dunia Kerja Internasional

Sumpah profesi arsitek menandakan sudah lulus pendidikan 5 tahun

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Program Studi Profesi Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Islam Indonesia (FTSP UII) menggelar upacara Sumpah Keprofesian Arsitek angkatan 10 tahun akademik 2022/2023 di Auditorium Gedung Moh Natsir UII, Kamis (26/1).
Foto: Republika/Febrianto Adi Saputro
Program Studi Profesi Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Islam Indonesia (FTSP UII) menggelar upacara Sumpah Keprofesian Arsitek angkatan 10 tahun akademik 2022/2023 di Auditorium Gedung Moh Natsir UII, Kamis (26/1).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Sebanyak 14 lulusan Program Studi Profesi Arstitek Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan diambil sumpah Keprofesian Arsitek di Auditorium Gedung Moh Natsir UII, Kamis (26/1).

Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Ilya Fadjar Maharika, mengatakan dengan diselesaikannya studi keprofesian arsitek tersebut, maka lulusan memiliki kualifikasi untuk bisa berprofesi sebagai arsitek.

"Untuk menjadi arsitek yang bisa bekerja di internasional maka kita harus memiliki kualifikasi. Salah satu kualifikasi yang wajib ada adalah pendidikan itu 5 tahun," kata Ilya kepada Republika, Kamis. 

Ilya menjelaskan di Indonesia pendidikan 5 tahun itu diimplementasikan dengan pendidikan sarjana 4 tahun dan pendidikan profesi 1 tahun. Adanya sumpah keprofesian arsitek menandakan bahwa lulusan sudah menyelesaikan 5 tahun pendidikan.

"Sehingga sudah setara dengan proses-proses pendidikan di luar negeri, di internasional," ujarnya.

Ilya menjelaskan ada beberapa hal yang membedakan lulusan profesi arsitek UII dengan lulusan profesi arsitek universitas lainnya. Salah satunya adalah terintegrasinya kurikulum dengan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI).

"Kalau di kami, sejak dari awal memang sudah didesain kurikulumnya itu untuk integrated. Integrated di dalam beberapa hal, yang pertama adalah mengintegrasikan proses-proses edukasi yang ada di IAI, ada penataran kode etik dan seterusnya itu integrated di dalam pendidikan di UII sehingga itu tadi, begitu masuk ke pendidikan profesi arsitek itu menjadi anggota IAI dan di akhir ini tadi diangkat sumpahnya sebagai anggota IAI, jadi itu integrated," ucapnya. 

Kedua integrasi dari sisi kompetensi. Ilya mengatakan UII termasuk yang paling awal yang mengintegrasikan building information modelling (BIM) ke dalam kurikulum. Bahkan sejak di tingkat sarjana, mahasiswa sudah dikenalkan dengan dunia komputasi arsitektural. 

"Jadi kita menyongsong dunia itu dengan mempersiapkan kurikulum sehingga itu integrated," tuturnya. 

Terakhir, UII bertekad menjadikan para lulusan profesi arsitek bukan hanya sekedar pintar merancang, tetapi juga peka terhadap kebutuhan masyarakat. Ia berpesan agar 14 lulusan yang diambil sumpah keprofesiannya hari ini masuk dunia magang di dunia profesi arsitektur secara penuh dan aktif di dalam keprofesian. Selain itu ia berharap agar para lulusan mampu membangun jati diri arsitektur. 

"Karena arsitektur itu harus dibangun jati dirinya, jadi bukan sekedar menjadi agak dipelesetkan menjadi tukang gambar, kan  tidak. Kita meramu dari kebutuhan client, kebutuhan pengguna, teori-teori berkembang itu juga harus diramu untuk bisa diimplementasikan menjadi sebuah karya lingkungan binaan yang bermanfaat," ungkapnya. 

"Ini perjalanan panjang karena arsitektur sangat berhubungan dengan pembentukan behavior, pembentukan peradaban dan seterusnya. Termasuk kerusakan lingkungan itu arsitektur banyak sekali bertanggung jawab sehingga mesti juga menghindari kerusakan lingkungan," imbuhnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement